Kamis, 14 November 2013

Peringati Tahun Baru Hijriah Dengan Seminar

“Dengan semangat Hijriah Kita Budayakan Musyawarah yang Islami.”

Peringatan pergantian tahun baru Hijriah tahun   1435 H pada tahun ini di Kabupaten Purbalingga diiiperingati dengan meriah Ada pawai anak-anak TPQ di berbagai pelosok kecamatan di Kab Purbaingga Jawa Tengah, dengan iktikaf di masjid dengan membaca Yasin an doa bersama, ada juga dengan menggelar pengajian. 
Salah satu pengajian yang diadakan oleh MTS Usriyyah yang terletak di masjid Agung Darussalam , Kab Purbalingga tepat di sebelah barat alun-alun Kota Purbaingga dengan mengadakan Seminar pada hari Senin 4 Nopember 2013 (4/11) yang bertepatan dengan 30 Dzulhijah 1934 H yang diisi oleh Hj Nurul Hidayah Supriati, SH, MSi. Acara yang dihadiri oleh Supardi, oleh Bagian Pendidikan Madrasah Kementrian Agama Kab Purbalingga.
Selepas sambutan oleh Ahmad Husein, S.Thi Kepala MTS Usriyyah Purbalingga,  acara langsung dengan Seminar tunggal oleh Hj Nurul Hidayah Supriati, SH. MSi.Materi yang dibawakan adalah “Dengan semangat Hijriah Kita Budayakan Musyawarah yang Islami.”
            Menurut Hj Nurul, Kata Musyawarah berasal dari kata syawara, sebuah kata dari bahasa Arab yang berarti berunding, rembugan, berpendapat, mengungkapkan sesuatu .Secara umum musyawarah juga bisa diartikan sebagai upaya mencari jalan keluar, atau memecahkan masalah atau untuk mengambil keputusan dengan cara mengeluarkan pendapatnya masing masing dan mengakomodir pendapat orang lain. Dalam bahasa yang lebih keren sekarang, cara seperti ini dikenal dengan nama Musyawarah untuk Mufakat.”
Dilanjutkan oleh Wakil Ketua Muslimat NU Kab Purbalingga ini, praktik musyawarah dalam keseharian kita bisa kita temui hampir setiap hari , bahkan  bisa juga dialami oleh anak-anak yang bermain perang-perangan, pasar-pasaran maupun masak-masakan ketika mereka menentukan siapa pemimpin bagi masing masing kelompoknya.
“Belum lagi musyawarah yang dilakukan  dalam dunia yang lebih dewasa seperti misal musyawarah di sekolah baik yang hanya melibatkan siswa dengan OSIS nya , Pihak Sekolah dengan komite dan para wali murid , hingga musyawarah dari tingkat RT . RW , Masyarakat bahkan hingga pada lembaga permusyawaratan rakyat  dan lembaga lainnya. Untuk bersama mencari titik temu atas sebuah permasalahan , persoalan yang kemudian mereka bergantian mengeluarkan uneg-uneg dan pemikiran mereka demi  mendapatkan sebuah keputusan yang  lebih baik , legal dan maksimal,” kata Hj Nurul.
Menurut  Hj Nurul secara harfiah  syura ( musyawarah ) adalah menjelaskan , menyatakan , mengajukan dan mengambil keputusan .Sebagaimana  terdapat dalam berbagai  ayat  dan surat dalam  Al Qur’an , sekitar ratusan ayat menyebutkan tentang arti pentingnya SYURA.
Salah satu ayat menyebutkan bahwa, “ Dan bermusyawarahlah kamu dengan mereka dalam urusan itu , maka apabila telah bulat hatimu , maka bertawakallah kepada Allah , Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.”
Intinya , lanjut Hj Nurul yang juga adalah Ketua Fraksi Persatuan Pembaruan Bangsa (FPPB) DPRD II Purbalingga Jawa Tengah ini, Syura telah menjadi Dasar Utama dalam memutuskan segala urusan diantara kita , mereka dan masyarakat.  Karena Syura memiliki kedudukan yang sangat penting , antara lain : Salah satu yang sangat penting untuk tingkatkan ukhuwah islamiyah dan ukuwah lainya.; Berprinsip sebagai jalan tengah disegala perbedaan pendapat.; Sebagai bentuk keseimbangan antara kehendak individu dan kehendak bersama.
Selanjutnya Hj Nurul Hidayah Supriati ini menerangkan cara melakukan musyawarah yang Islami. Diantaranya;pertama, sebelum musyawarah “Syura” mohon ampunan dan berdoa kepada Allah Swt , agar Allah membukakan pintu kemudahan untuk bermusyawarah sehingga mendapatkan ridlo-Nya atas keputusan yang akan  diambil serta memohon ampunan dari  Allah dengan diawali bacaan istighfar baik dalam hati maupun bersama sehingga kita bisa terbuka pikiran hati dan kieputusan bahwa yang benar adalah benar yang salah adalah salah.
”Kedua, berupaya dan berusaha untuk selalu memberi pendapat apabila diminta oleh pimpinan rapat meskipun hanya menyetujui  pendapat sebelumnya.Ketiga, apabila pendapatnya diterima dan menjadi keputusan rapat maka dalam hati kita baca istighfar…karena tentunya kita sadari pendapat kita pasti ada ketidak  sempurnaannya , namun mudah-mudahan memang yang terbaik. Keempat, apabila pendapat kita ditolak dalam hati kita ucapkan Alhamdulillah, karena dibalik itu pasti ambil hikmahnya mungkin pendapat kita memang bukan yang terbaik dan masih kurang pas. Kelima, Tidak memotong pendapat orang lain .Keenam, berupaya untuk terus melaksanakan hasil keputusan. Ketujuh, jika telah bermufakat kita baca sholawat agar semua dalam kerangka sebagai bentuk wujud Sholi’alaa Muhammad.. Ya Robbi Sholii Alaiiih…Kedelapan, ditutup doa kaffarotul Majelis.. Subhana kallahuma Wabi hamdika Asyhadu ala ilaa ha ilaa anta astaghfiruka Wa atubu ilaiih,” Kata Hj Nurul Hidayah, SH. MSi yang juga adalah ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kab Purbalingga Jawa Tengah.
Dilanjutkan oleh Hj Nurul, masalah bila dimusyarawahkan dengan baik, maka hasil  keputusan yang diambil lebih sempurna, masing-masing akan terikat terhadap hasil keputusan, memperkokoh hubungan persaudaraan dengan anggota, dapat dihindarinya dominasi mayoritas dan tirani minoritas.”Hasutan , adu domba , dan fitnah dapat dihindari karena musyawarah memperjelas persoalan yang dihadapi,” pungkas Hj Nurul Hidayah kepada hadirin.
Acara kemudian diakhiri dengan dialog bersama dengan murid-murid MTS Usriyyah Kab Purbalingga dan tepat pukul 11.00 acara ditutup dengan doa. (***) Aji Setiawan

Tidak ada komentar: