Sabtu, 06 Oktober 2012

Gema Shalawat Bersama Jamrud Lider

 
Indonesia Diuntungkan Dakwah Kyai dan Habaib

“Inilah yang mempererat kebersamaan di antara kita, agar masyarakat tidak saling bermusuhan dan terpecah belah. Ini sudah diteliti oleh para peneliti bangsa Jepang, bahwa Indonesia ternyata diuntungkan oleh dakwah Kyai dan Habaib. Kalau tidak ada majlis-majlis seperti ini, dijamin masyarakat bejad moralnya!” kata KH Budi dengan penuh semangat.

Lantunan shalawat dan nyanyian senandung rindu berkumandang dari ribuan manusia yang memadati ruas-ruas jalan di pertigaan Desa Kutawis Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga-Jawa Tengah. Malam itu, Sabtu malam(6/10)  t2012, jama'ah rutin Maulid Simthud Duror Lintas Daerah (Jamrud Lider) mengadakan acara tabligh akbar bertajuk gema shalawat Bersama Jamrud.
Acara rutinan Jamrud memang menjadi arena pengajian yang mampu mengisi ruang ruhani masyarakat sehingga acara ini tersebar luas tidak hanya di wilayah Kab Purbalingga saja, namun sudah menyebar sampai Kab Banjarnegara, Banyumas, Wonosobo bahkan Cilacap. Jamaah tidak hanya didominasi oleh kalangan muda saja, namun juga oleh bapak-bapak dan ibu-ibu bahkan anak-anak kecil ikut larut dalam senandung shalawat bersama. 
Kurang lebih satu kilometer sebelum tempat acara digelar 3 ruas jalan utama telah ditutup dan sebagian dijadikan area parkir untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. Prkatis, jamaah harus berjalan kaki menuju tempat acara dan mulai menempati tempat duduknya masing-masing di jalan raya Kutawis-Banjarnegara dengan bergelarkan karpet atau tikar.  
Acara yang berlangsung selepas waktu shalat Isya itu dibuka dengan tembang shalawat diikuti dengan iringan kibaran bendera dominasi wana hijau dari berbagai majlis taklim dan jamaah maulid yang tersebar di wilayah perbatasan Kab Purbalingga dan Banjarnegara itu. Ribuan manusia larut dalam suasana khidmat dan kesyahduan menyenandungkan rasa mahabah kepada Rasulullah SAW.
Selepas pembacaan maulid Simthud Durar maha karya Habib Ali bin Muhammad Husein Al Habsyi, acara bersambung dengan sambutan dari KM Ali Charisudddin mewakili Panitia yang bersambung dengan sambutan Wakil Bupati Purbalingga, H Sukento M, MM. Dalam sambutannnya Wakil Bupati menyambut gembira adanya acara-acara keagamaan dan maulid yang ada di Kab Purbalingga.
”Acara ini merupakan wujud nyata dari salah satu visi Kabupaten Purbalingga agar masyarakat Purbalingga akhlaqnya semakin baik. Sehingga Purbalingga aman, makmur dan sejahera serta pembangunan di harapkan lancar,” kata Wakil Bupati Kab Purbalingga, Jawa Tengah kepada jama'ah yang hadir.
Selepas sambutan dari Ketua Jamrud, Habib Ali bin Umar Al Quthban, pembicara utama yang ditunggu-tunggu KH Budi Harjono yang juga pengasuh  Pondok Pesantren Al Islah, Meteseh, Tembalang dari Semarang sekitar 1,5 jam menyampaikan tausyiah utama.
Dalam muidzah hasanah yang disampaikan dengan gaya santai itu selain mengungkap pentingnya majlis-majlis pengajian dan shalawatan, KH Budi Harjono juga mengajak jamaah untuk semakin mencintai Rasulullah SAW.
KH Budi Harjono berkisah di mana beberapa hari yang lalu baru bertemu Muryid Thariqah Naqsabandiyah Haqqaniyah , Syekh Hisyam Kabbani di daerah Condet, Jakarta Timur. Dalam pertemuan itu, Syeikh Hisyam mengungkap kegembiraan dan kecintaannya kepada tanah air Indonesia.”Di dunia ini ada dua tempat yang saya cintai. Pertama, kota Mekkah-Madinah karena di sana ada Ka’bah dan makam Rasulullah SAW. Kedua, Indonesia. Karena di langit Indonesia ini bertabur bintang-bintang cahaya. Majlis-majlis maulid dan ilmu tersebar di berbagai pelosok Indonesia,” kata KH Budi menirukan Syaikh Hisyam.
KH Budi melanjutkan orasinya, bahwa Majlis-majlis maulid yang banyak digelar di Indonesia ini. Sesungguhnya menjadi arena “srawung”(semacam bertemu dan berkumpul bersama) agar perjalanan kehidupan ini tidak sepi.
“Inilah yang mempererat kebersamaan di antara kita, agar masyarakat tidak saling bermusuhan dan terpecah belah. Ini sudah diteliti oleh para peneliti bangsa Jepang, bahwa Indonesia ternyata diuntungkan oleh dakwah Kyai dan Habaib. Kalau tidak ada majlis-majlis seperti ini, dijamin masyarakat bejad moralnya!” kata KH Budi dengan penuh semangat.       
Diselingi dengan shalawatan dengan sulukan langgam tembang jawa dan disambut dengan koor bersama dan diringi tetabuhan rampak rebana jamaah Simthud Durar  yang membawa jamaah pada samudra kecintaan kepada Rasulullah SAW.
KH Budi Harjono juga mengingatkan jamaah untuk tidak gumunan (heran) dengan gerakan gelombang budaya dan agama yang terjadi di Barat. “Shalawatan dengan diiringi musik rebana di Indonesia jauh lebih tua di bandingkan dengan apa yang terjadi di Barat. Lagu sulukan dan shalawatan telah dikembangkan Wali Songo sejak Islam pertama masuk Indonesia. Cat Steven atau yang dikenal Yusuf Islam baru belajar rebana dan mengembangkan di Eropa, ini setelah ia masuk Islam dan berkunjung ke Indonesia. Bahkan thoriqoh dan aliran tasawuf yang berkembang di Amerika yang sekarang sedang marak, ternyata aliran thoriqoh di Indonesia jauh lebih dahulu berkembang.”
Ia juga mengingatkan pentingnya shalawat, di mana dalam majlis-majlis semacam shawalatan bersama ini tiada lain untuk menumbuhkan kedalaman cintanya kepada Rasulullah SAW. “Nabi Muhammad SAW diutus sebagai petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat, lahir dan bathin. Semoga masyarakat Purbalingga dikaruniai sifat-sifat mahmudah (baik) yang pernah dianugrahkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Meteseh ini kepada ribuan jamaah.
Jama'ah tidak beranjak dari tempat duduknya, karena gaya ceramah KH Budi Harjono penuh ger-geran yang menyegarkan sehingga tidak membuat ngantuk. Di akhir acara KH Budi Harjono mengijazahkan doa mahabbah kepada jamaah agar semakin dicintai Rasulullah SAW dan meraih cinta Allah SWT. Wirid doa itu adalah “Allahumma inni as-aluka hubbaka wa hubba man yuhibuka wal ‘amalal ladzi yuballlighuni ila hubbika.” (Ya Allah, aku memohon limpahan cinta-Mu,, cinta orang yang mencintai-Mu, dan setiap amal yang menyampaikanku kepada cinta-Mu). Acara pun ditutup derngan doa oleh KH Budi Harjono tepat pukul 01.00 dini hari.(***)

Aji Setiawan, Purbalingga
  
Caption :

1.   Lead
2.   Iringan rebana Jamrud Lider, Menyemarakan suasana
3. KH Budi Harjono. Diuntungkan dakwah Kyai dan Habaib
3. Jamaah membludak menutupi jalan raya. Menyimak mauidzah hasanah