Sabtu, 18 Februari 2012

Harlah PPP



Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar acara peringatan hari lahir (harlah) ke-39 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (19/2). Acara berlangsung meriah dan dihadiri sejumlah tokoh penting Indonesia.

"PPP mendorong kehidupan beragama yang penuh toleransi. PPP meneruskan posisinya sebagai Rumah Besar Umat Islam. PPP menebarkan kedamaian," ujar Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat memberikan sambutan.

Sedangkan, Sekretaris Majelis Pakar PPP Ahmad Yani mengatakan saat ini konsentrasi partainya adalah untuk hadir di tengah masyarakat dan umat. Menurutnya, selama ini masyarakat dan rakyat tidak pernah merasakan hadirnya pemimpin di tengah-tengah mereka.

"Oleh karena itu, sekarang ini menurut saya, PPP harus betul-betul berjuang dulu, mendarmabaktikan seluruh daya upaya, pikiran dan tenaga untuk kepentingan rakyat," tandasnya.

Sejumlah tokoh hadir dalam acara Harlah ke-39 PPP, di antaranya menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu II, yakni Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Perikanan dan Kelautan Sharif Cicip Sutarjo, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo serta duta besar negara-negara sahabat.

Maulid Muslimat NU Bukateja, Majalah alKisah No 05/2012






Album Maulid


Mencetak Kader Ulil Albab

KH Imam Sutiyono mengajak jamaah untuk menjadi orang-orang yang ulil Albab. Orang-orang yang senantiasa berdzikir atau ingat kepada Allah SWT


Minggu pagi yang cerah, matahari baru saja menyingsing dari ufuk timur. 19 Februari 2012 atau bertepatan dengan 26 Rabiul Awal 1433 H, halaman gedung Nahdlatul Ulama Kecamatan Bukateja , Jl Majasari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah telah penuh sesak oleh ribuan jamaah dari berbagai ranting muslimat NU yang di kecamatan Bukateja untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sembari menunggu para pembicara hadir, jamaah dihibur oleh Kelompok Hadrah dan Shalawat “Soulututtulab dari murid-murid Madrasah Tsawawiyah (MTs) 05 Majasari Kecamatan Bukateja.
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai tepat pukul 09.00 dengan kalam illahi Ustadzah Nur Khotimah. Acara kemudian berlanjut dengan doa dan Tahlil Haul Masal yang dipimpin oleh KH Burhanuddin, Rois Syuriah NU Kecamatan Bukateja. Berlanjut dengan sambutan dari Ketua Muslimat NU Bukateja, Hj Soimah Ismail dan berlanjut dengan pelantikan Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU Bukateja oleh Pimpinan Cabang Purbalingga Hj Hamdiyatun.
Adapun pengurus yang dilantik dalam jajaran Pengurus Anak Cabang Muslimat NU Bukateja, yakni jajaran Penasehat: Hj Qomariyah, Hj Syaefullah. Ketua Tanfidzi: Hj Soimah Ismail Sekretaris : Dra Siti Maesaroh dan jajaran pengurus dengan bidang-bidang organisasi.
Turut menyambut perinagtan Maulid dan Harlah Muslimat NU ke 66 , mewakiliBupati Purbalingga, Sutrisno, Sos yang juga adalah Kabag Kesra Kab Purbalingga mengajak kepada jamaah, tentang acara seperti ini merupakan wahana untuk mempererat tali silaturahiem dan persatuan serta kesatuan anak bangsa.
Tepat pukul 11.00 KH Imam Sutiyono sebagai satu-satunya pembicara siang itu menyampaikan maudizah hasanah tentang pentingnya rasa cinta atau mahabah kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, pembicara mengajak jamaah untuk senantiasa menyucikan hati dengan cara berdzikir kepada Allah SWT dan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.” Inilah genarasi Islam yang tidak saja punya iman dan Islam namun juga Ihsan. Hatinya selalu merasa disaksikan oleh Allah SWT dan para malaikat,” kata Kasat Bimas Polres Purbalingga ini kepada Jama’ah yang hadir.
Sambil membacakan ayat suci Al Qur’an QS Alimran :190,”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda bagi ulul Albab.”
Orang-orang Ulul Albab, lanjut KH Imam adalah manusia yang karunia otak untuk berfikir tentang alam semesta dan dipergunakannya untuk mengolah alam semesta ini sehingga dengan kepintaran otaknya dibarengi dzikir terus menerus kepada Allah SWT. ”Merekalah orang-orang yang dijanjikan Allah SWT berupa surga tanpa Hisab,” katanya.
Selanjutnya dalam kaitan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, KH Imam mengajak jemaah untuk benar-benar meniru akhlaq sang uswatun khasanah, yakni Nabi Muhammad SAW.
Sekitar pukul 13.00 siang, acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh KH Imam Setiyono (***) Aji Setiawan

1. Lead
2. Suasana pelantikan Pengurus. Estafeta kepemimpinan Muslimat NU
3. KH Imam Setiyono. untuk menjadi orang-orang yang Ulil Albab
4. Jamaah menyimak Maulid. Senantiasa berdzikir atau ingat kepada Allah SWT

www.ajisetiawan1.blogspot.com

Maulid Cipawon Bukateja Purbalingga







Album Maulid
Meneladani Rasulullah SAW
Nabi SAW adalah manusia utama yang mulia yang menjadi suri taudalan kita sehari-hari.

Sabtu, 18 Februari 2012 bertepatan 25 Rabiul Awal1433 H Sepanjang Jalan Ponpes Darussalam, Dukuh Desa Cipawon Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah telah penuh sesak oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Panggung berukuran 7 x 30 meter tak sanggup lagi menampung jamaah yang hadir
Sembari menunggu para pembicara hadir, jamaah dihibur oleh Kelompok Hadrah dan Shalawat “Nurul Abshar” dari murid-murid Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif II NU Cipawon, Kecamatan Bukateja.
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai tepat pukul 20.00 dengan pembacaaan Maulid Barjanji oleh siswa-siswa MI Maarif NU 02 Cipawon dan berlanjut dengan pembacaan kalam illlahi oleh Ustadz Ali Wahyudin. Acara kemudian berlanjut dengan sambutan dari ketua pelaksana Ustadz Syukron, dan Bapak Sukoyo mewakili bapak Kepala Desa Cipawon.
Kembali sambil menunggu pembicara utama, jamaah dihibur oleh Kelompok Hadrah dan Shalawat Al Barokah dari Desa Kranggan Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Tepat pukul 21.00 KH Kharis Budino sebagai satu-satunya pembicara malam itu menyampaikan maudizah hasanah tentang pentingnya memperingati hari kelahiran (maulid) nabi Muhammad SAW karena Nabi SAW adalah manusia utama yang mulia yang menjadi suri taudalan kita sehari-hari. Dan Nabi Muhammad SAW diturunkan ke muka bumi sebagai Nabi pembawa Rahmat bagi umat manusia, ”Dalam al Qur’an QS Al Anbiya : 107 di tegaskan,’Dan tidaklah Kami utus engkau (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam’,” papar KH Kharis Budiono.
“Di hari kiamat, saat perhitungan hisab, hanya Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang kita harap syaf’aatnya untuk menaungi kita sehingga kit5a masuk surga semua,” kata KH Kharis Budiono.
Kyai yang sedikit nyentrik ini membawa seperangkat karawitan, sinden dan wayang sebagai sarana dakwah dengan melantunkan tembang-tembang shalwatan ala campursari Banyumasan, sehingga jama’ah betah di tempatnya tidak beranjak sampai acara larut.
“Sekarang jaman sudah jaman edan bahkan lebih dahsyat jaman jahiliyah. Syetan-syetan berkeliaran banyak menggoda manusia untuk menjauhi jalan Allah SWT,” kata Kharis.
“Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah untuk merubah masyarakat yang saat itu benar-benar jahiliyah. Dimana patung, manusia, raja disembah selayaknya Tuhan. Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia,” lanjutnya. Sekitar pukul 12.00 malam, acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh KH Kharis Budiono.(***) Aji Setiawan

Senin, 13 Februari 2012

Habib Jakfar Pasuruan


Al Qur’an Berjalan dari Pasuruan

Allah SWT memberikan keistimewaan kepada Habib Jakfar sejak kecil. Di usia belia ia sudah menghatamkan Al-Qur’an, wajarlah setelah dewasa orang menyebutnya Al-Quran berjalan.

Allah SWT memberikan keistimewaan kepada Habib Jakfar sejak kecil. Di usia belia ia sudah menghatamkan Al-Qur’an. Betapa kecerdasan dan dan otak briliannya jauh lebih menonjol dibanding teman-teman sebayanya.

Sekitar bulan Zulhijjah 1298 Habib Jakfar bin Syaikhon lahir di desa Ghurfah. Ia adalah anak dari seorang waliyullah di jamannya yakni Habib Syaikhon bin Ali bin Hasyim Assegaf dan Ruqayyah binti Muhammad Manqusy.

Usai belajar ilmu al-Qur’an dengan ayahnya dan ulama-ulama besar Hadramaut, kemudian ia merantau ke Haramain untuk belajar berbagai ilmu agama dengan para ulama besar seperti Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi, Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi (sohibul Maulid Simthud Duror), Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas, Habib Husein bin Muhammad Al-Habsyi (mufti Haramain), Habib Muhammad bin Salim As-Sary, dan Habib Muhammad bin Ahmad Ak-Mukhdor.

Tahun 1319 H Haib Jakfar berkunjung ke Indonesia dan hidup berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainnnya selama satu tahun lamanya. Selepas itu Habib Jakfar kembali Mekkah Al Mukaramah untuk bermukim dan sekaligus berlajar Habib Husein bin Muhammad Al Habsyi (Mufti Haramain) dan Habib Muhammad bin Salim As-Sary hampir selama 8 tahun. Melihat kecerdasan Habib Jakfar, kedua gurunya itu menyuruhnya untuk menghafal Al-Qur’an.

Ketika merasa ilmunya cukup, Habib Jakfar pulang ke kampung halamanya yaitu Ghufrah (Hadramaut). Beliau menjadi imam dan khatib di masjid jami selama 8 tahun.Kemudian hijrah ke kota Tarim dan mengajar di sana selama 2 tahun. Di Tarim itulah, Habib Jakfar berhasil membina banyak ulama di sana.

Tepat berumur 40 tahun, tepatnya tahun 1338 H, Habib Jakfar hijrah ke Indonesia dan tinggal di Surabaya. Sebagaimana kunjungan pertama, Habib Jakfar sering berpindah tempat dari satu kota ke kota lainnya dan kota Bondowoso merupakan kota yang paling sering ia singgahi karena di kota itu tinggal salah seorang gurunya yakni Habib Muhammad bin Ahmad Al-Mukhdor.

Pasuruan

Rupanya Allah SWT memilih pasuruan menjadi tempat tinggal dan persinggahan terakhir agar penduduknya mendapat berkah hingga beliau wafat. Di kota Santri ini,Habib Jakfar mendirikan majlis dzikir dan hizib. Majlis ini berlanjut hingga sekarang dan diteruskan tanpa mengalami banyak perubahan oleh salah seorang cucu beliau yakni Habib Taufik bin Abdulqadir bin Jakfar Asseggaf. Bahkan, hampir seluruh masjid dan mushola di Pasuruan mengamalkan wirid tuntunannya.

Al Habib selalu memberikan bimbingan dan nasehat kepada masyarakat dengan sabar. Sehingga masyarakat kota kecil di jaur pantura jawa timur ini menjadikan beliau tempat rujukan untuk segala urusan. Beliau juga kerap menjadi juru damai antara pihak-pihak yang bertikai. Karena itu tak berlebihan jika masyarakat dari semua kalangan baik masyarakat awam, ulama bahkan auliya’, baik yang dikenal maupun tidak mencintai dan memuji Habib Jakfar.

Itu disebabkan, generasi penerus pasca beliau di kota pasuruan adalah santri-santrinya yang telah menjadi ulama-ulama besar. Diantaranya Kyai Mas Imam bin Thohir dan al arif billah KH Abdul Hamid. Kayai Abadul Hamid dikenal sebagai kyai paling tawadhu’ dan sangat ta’dzim terhadap Habib Jakfar. Bahkan, ketika ziarah ke makam Habib Jakfar, KH Abdul Hamid tidak berani duduk lurus pada posisi di kepala, beliau selalu duduk lurus dengan posisi kaki habib Jakfar.

Gurunya sendiri, Habib Muhammad Al-Muhdor sangat menghormati Habib Jakfar, bahkan memberinya gelar “Al-Quran”. Tidak jarang ketika Habib Jakfar berziarah ke rumah gurunya itu, disembut dengan hangat dan penuh penghormatan, seraya berkata,”Ahlan bil Qur’an wa ahlan bi ahlil Qur’an.” (Selamat datang Al-Qu’ran dan selamat datang ahli Al-Qur’an).

Bahkan Habib Muhammad Al Muhdor selalu menunjuk habib Jakfar untuk menjadi imam shalat,karena dalam shalatnya, beliau membaca Al-Qur’an dengan baik, bertajwid dan dengan hati yang khusyu’. Kekhusyukan dan kehadiran hati beliau ini meliputi para makmum, sehingga mereka semua shalat dengan khudur dan khusyu’. Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi (Surakarta) bahkan berkata,”Ketika mendengar bacaan Habib Jakfar, aku mengikuti pendapat yang mengatakan bahwa pembcaan fatihah di belakang imam dalamm shalat jahriyah tidak wajib karena khudur yang kurasakan.”

Begitu fasehnya bacaan Habib Jakfar, salah seorang Habib pernah berkata, “Kalau Habib Jakfar membaca Al-Qur’an maka setiap huruf yang beliau ucapkan itu seakan-akan berbentuk.”

Julukan “Al-Quran” untuk Habib Jakfar bin Syaikhon itu sangat tepat. Pasalnya, hafalan, bacaan dan pemahaman Habib Jakfar terhadap Al-Qur’an cukup kuat. Habib Jakfar mengeluarkan berbagai ilmu dari Al-Qur’an dan pemahaman-pemahaman yang baik. Begitu kuatnya hafalan dan pemahamannya hingga tidak jarang menentukan tanggal dengan ayat Al-Qur’an.

Ketika Habib Ali bin Abdurahman Al-Habsyi membangun masjid di Kwitang Jakarta, Habib Jakfar mencatatnya dengan firrman Allah SWT,”Dan Sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (QS AL Hijr :99). Jumlah huruf yang ada dalamayat ini menurut hitungan abjad Arab adalah 1356, persis dengan tahun pembangunan masjid itu tahun 1356 H).

Habib Jakfar juga mencatat tahun selesainya pembangunan masjid Riyadh, Gurawan Pasar Kliwon Solo dengan firman Allah SWT :”Lalu mereka menjadi orang –orang yang menang (dikenal),” (QS As-Shaf, 14), yang huruf berjumlah 1354. Ayat itu sebagai pertanda bahwa habib Alwi bin Ali Al Habsyi akan menjadi ulama masyhur (terkenal) menggantikan ayahnya Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.

Suatu saat beliau menerangkan rahasia asmaul khusna, beliau mengatakan,”Isim Dzat yang paling tinggi adalah Allah SWT,, sedangkan anama-nama sesudahnya adalah sifat. Sifat pertama adalah Ar-Rahman dan terakhir adalah As-Shabur. Jumlah huruf masing-masing kedua sifat Allah itu sama yaitu 298. Jika semua makna ayat Al-Qur’an. Hadist-hadist Nabawiy dan pemahaman –pemahaman sufistik beliau dicatat akan banyak yang dapat dikumpulkan.

Habib Jakfar sangat teguh menjaga ajaran salafus shaleh. Beliau beramal sesuai amal mereka dan berakhalak persis ahlak shalafus shaleh. Bisa dikatakan beliau adalah “duplikat” para salafnya. Selain itu Habib Jakfar adalah ulama yang tekun beribadah, selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan amal sholeh. Sifat mulia ini bisa dilihat ketika bliau sedang shalat. Saat itu beliau sangat khusyu’ bagaikan tiang yang tegak berdiri.

Tak pernah sekalipun meninggalkan shalat berjamaah dan shalat sunah rawatib. Amal ibadah diutamakan adalah membaca Al-Qur’an. Amalan ini yang menjadi keistimewaan beliau, karena tiada hari tanpa menghatamkan Al-Qur’an dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Malam harinya dihidupkan dengan beribadah. Di tengah malam beliau menyendiri di tempat khusus dengan memperbanyak istifgfar. Di saat itu, tak seorang pun berada disisinya, kecuali bila ada tamu berkunjung atau menginap di rumahnya, maka menjelang fajar belaiu bangkit untuk menuangkan kopi bagi tamu-tamunya. Begitulah kebiasaan beliau, menuangkan kopi sendiri dengan tangannya yang mulia, baik tamunya sedikit maupun banyak. Beliau jarang mengijinkan orang lain melakukannya.

Beliau dikenal sangat akrab dengan para tamu, tak jarang pula tamu yang datang tidak selkedar mampir di majlisnya namun juga mengambil berkah dari Barkatusy Syifa’(kolam penyembuhan) yang terletak di ruangan depan, tempat shalat, pengajian dan dzikir. Air minum Habib Jakfar berasal dari kolam itu. Sementara yang memberi nama Barkatusy Syifa’(kolam penyembuhan) adalah Habib Husein bin Muhammad A-Hadad, dan kolamm itu masih ada hingga sekarang.

Habib Jakfar aadlah ulama yang sangat sabar dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan. Bertahun-tahun, beliau menyembunyikan penyakit yang menimpanya , tak pernah terdengar sedikitpun keluh kesahnya. Sampai-sampai keluarganya pun menyangka penyakitnya hanya bengkak di pipinya. Ssampai di akhir usianya baru terungkap lebih dari 12 penyakit yang dideritanya.

Dalam berbagai kesempatan, beliau berpesan agar selalu berabar, bahkan setelah wafat pun beliau muncul dalam mimpi anak cucunya untuk mewasiatkan kesabaran. Seperti diceritakan putra beliau Abdulah bin Jakfar .”aku bermimpi melihat ayahku di atas makamnya amak aku merangkul; beliau dan meminta doa, lantas beliau berkata “Selalulah kamu bersabar,”

Habib Jakfar bin Syaikhon merupaka ulama besar dan sempurna dalam meneladanai Rasulullah SAW. Hal ini menjadikan kedudukan beliau sangat dekat dengan Habibuna wa Murabuna Nabi Muhammad SAW. Buktinya, banyak para sholihin yang memimpikan Nabi SAW dengan wajah mirip Habib Jakfar, diantaranya Habib Zain bin Abdullah Al-Kaff dan Habib Abdul Kadir bin Ahmad Bilfagih (Malang). Ini adalah isyarat bahwa Habib Jakfar adalah Khalifah Rasulullah SAW.

Kehidupan ini memang berada di tangan Allah SWT, begitu pula kehidupan sang Wali pengabdi vAl-Qur’an, Al Habib Jakfar bin Syaikhon Assegaf. Beliau wafat dalam usia 76 tahun, tepatnya pada hari Senin 14 Jumadil Akhir 1374 H. Berita tenytang wafatnya waliuyullah ini cepeat beredar ke seluruh pelosok tanah air, sehingga pemakaman pun diundur sampai hari selasa sore.

Masyarakat berdatangan dari segala penjuru menuju Pasuruan. Puncaknya ketika shalat jenazah berlangsung , rumah-rumah penduduk dan ruas-ruas ajalan serta relung kota penuh sesak dijejali manusia yang ingin berziarah sekaligus ikut menshalati jenazah Wali Allah ini. Dan yang menjadi imam shalat jenazah pada saat itu adalah Habib Ahmad bin Ghalib Al Hamid kemudian makam beliau disandingkan atau berdampingan dengan makam Habib Hadi bin Shadiq bin Syaikh abu bakar.

Habib jakfar telah wafat, jasadnya telah terkubur dalam tanah, namun semangat dakwah dan ibadah belaiu tak pernah mati, masih meliputi orang-orang yang mencintai beliau termasuk masyarakat Pasuruan. Masjlis-majlis yang telah ia bina dan rintis justru semakin berkembang. Terbuktai majlis dzikir dan hizib di tempat kediaman oleh menantunya Habib Abdul Qadir Assegaf, semakin terus berkembang. Lebih-lebih ketika majlis ini diteruskan oleh sang cucu, yakni Habib Taufiq bin Abdulqadir Assegaf tempat yang biasa untuk majlisnya itu tak sanggup menampung lagi untuk jamaah, sebab selalu sja meluber sampai ke jalan KH Wahid Hasyim. Ruang medan dakwah juga tidak hanya sekedar taklim biasa, Habib Taufiq juga mensiarkan dakwah melalui banyak media baik media cetak maupun media elektronik seperti Radio Suara Nabawiy FM, dan Majalah Islam Cahaya Nabawiy. Ini menandakan suatu isyarat bahwa berkah yang dibawa Habib Jakfar masih melekat di tempat majlis dan kediaman beliau.

Sabtu, 11 Februari 2012

Mengharap Syafa'at Rasulullah SAW ,Majalah alKisah No 05/2012






"Hai Muhammad, angkatlah kepalamu! Mintalah, engkau pasti kuberi. Berikanlah syafa’at! Syafa’atmu pasti diterima!”


Jum'at , 10 Februari 2012 halaman masjid Nurul Badri Dukuh Kalimenur, Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah telah penuh sesak oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sembari menunggu para pembicara hadir, jamaah dihibur oleh Kelompok Hadrah dan Shalawat dari santri-santri Pondok Pesantren Nurul Quran, Desa Bukateja Kecamatan Bukateja yang melantunkan syair dan shalawat yang berisi pujian dan senandung rasa mahabah kepada AllaH SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai tepat pukul 20.00 dengan pembacaan kalam illlahi oleh Ustadz Syamsul Basari. Acara kemudian berlanjut dengan sambutan dari Bapak Riyadi, Kepala Desa Kedungjati. Dalam kesempatan itu, Bapak Sugeng Riyadi mengajak seluruh lapisan masyarakat yang hadir terutama kepada warga desa kedungjati untuk menyukseskan pembangunan Nasional terutama tentang kebersihan lingungan,”Mari kita mulai dari lingkungan kita masing-masing untuk menjaga kebersihan lingkungan, sebab desa kita saat ini banyak diikutkan dalam lomba-lomba tingkat Nasional,” ajak Kepala Desa kepada jamaah.
Kembali sambil menunggu pembicara utama, jamaah dihibur oleh Kelompok Hadrah dan Shalawat dari santri-santri Pondok Pesantren Nurul Quran, Desa Bukateja Kecamatan Bukateja. Tepat pukul 20.00 KH Zuhrul Anam Hisyam sebagai satu-satunya pembicara malam itu menyampaikan maudizah hasanah tentang pentingnya memperingati hari kelahiran (maulid) nabi Muhammad sebagai ungkapan rasa cinta atau mahabah kepada Nabi Muhammad SAW serta mengharap keberkahan dari dunia sampai akhirat.
“Majelis-majelis seperti ini banyak disebut shalawat dan penghormatan kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW dimaksudkan untuk menghadang Rahmat Allah SWT,” kata KH Zuhrul Anam.
Selain menguraikan pentingnya menghadiri majlis ilmu dimana orang-orang yang hadir di majlis ilmu dan dzikir akan diturunkan ketenangan (sakinah) dan nafahat , dan mereka dikelilinghi oleh par amalaikat, diliputi rahmat dan Allah SWT akan menyebut mereka di majlis para malaikat yang berada di sisinya.
Dalam kesempatan ini KH Zuhrul Anam Hisyam juga menyampaikan tentang pentingnya waktu-waktu mustajab atau waktu berdoa yang pasti langsung diiijabah oleh Allah SWT. Waktu mustajab itu diantaranya hari Jum’at, sepertiga malam terakhir, malam nisfu sya’ban dan lain lain. Khusus hari jumat, sebagian ulama mengatakan waktu do’a diijabah ada yang mengatakan saat diantara dua khutbah. Ada juga ulama yang menyatakan saat sore hari saat terbenamnya matahari.
”Sayidatina Fatimah RA pada tiap jumat sore menyuruh orang untuk menyaksikan saat-saat terbenamnya matahari, karena sat itu Syaidatina Fatimah (putri Rasulullah SAW) akan memanjatkan doa-do’a agar terkabul doa’ dan keinginannya,” kata KH Zuhrul Anam.
Nabi Muhammad SAW juga adalah manusia yang mulia yang menjanjikan seluruh umatnya mendapat jaminan surga."Betapa besar perhatian dan kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya, hingga Beliau bersumpah,'Demi Tuhan, Jiwa Muhammad yang dalam genggaman Tuhan. Sungguh seluruh umatku di akhirat mendapatkan jaminan surga'."

Syafaat Rasulullah SAW
KH Zuhrul Anam kemudian mengisahkan tentang Syafaat Rasulullah SAW dimana para sahabat Nabi SAW berdialog langsung dengan Nabi Muhammad SAW. ”Hai Muhammad, angkatlah kepalamu! Mintalah, engkau pasti kuberi. Berikanlah syafa’at! Syafa’atmu pasti diterima!”
Pada suatu hari, Rasulullah SAW dibawakan sebuah daging bakar berupa paha kesukaannya. Beliau menggigitnya sekali, lalu bersabda: “Aku adalah pemimpin manusia pada hari kiamat. Tahukah kalian apa sebab demikian?”
Pertanyaan Rasulullah SAW menyentak para sahabatnya tertegun diam seribu bahasa. Kemudian ia melanjutkan perkataannya.
“Pada hari kiamat, Allah SWT mengumpulkan semua manusia, baik orang-orang yang terdahulu maupun yang datang kemudian, pada suatu tempat. Ada penyeru yang memperdengarkan pada mereka dan penglihatan yang mengawasi mereka. Matahari begitu dekat, sehingga sampalah manusia pada puncak kesusahan dan kepayahan yang tidak kuasa mereka tanggungkan serta mereka pikul. Sebagian manusia akan berkata kepada sebagian yang lain:’Tidakkah kalian tahu apa yang sedang kalian alami?Tidakkah kalian tahu kepayahan yang telah menimpa kalian? Tidakkah kalian mempunyai pandangan siapa yang dapat memintakan syafaat kepada Tuhan kalian?”
Orang-orang berkata satu sama lain:
“Datanglah kepada Adam”.
Mereka pun datang kepada Adam dan berkata: “Hai Adam! Engkau adalah Bapak manusia. Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan meniupkan roh-Nya ke dalam dirimu. Dia juga memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu. Mintakanlah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang kami alami? Tidakkah engkau melihat kepayahan yang menimpa kami?”
Adam berkata: ‘Sungguh, pada hari ini Tuhan sedang marah, dengan kemarahan yang belum pernah terjadi mendekati sebatang pohon, tetapi aku mendurhakai-Nya. Diriku, diriku! Pergilah kepada selainku! Pergilah kepada Nuh!’
Mereka mendatangi nabi Nuh Alaihis Salam, dan mereka bertanya kepadanya:
”Wahai Nuh! Engkau adalah rasul pertama di atas bumi dan Allah menyebutmu hamba yang banyak bersyukur. Mintakanlah kami syafa’at kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang akan kami alami? Tidakkah engkau melihat kepayahan yang menimpa kami?”
Nuh kemudian menjawab:“Pada hari ini, Tuhanmu marah besar, kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi sesudahnya. Dulu, aku berdoa dengan doa yang mencelakakan kaumku. Diriku, diriku! Pergilah kalian pada Ibrahim Alaihis Salam!”
Mereka pun lalu mendatangi Ibrahim Alaihis Salam dan berkata:”Engkau adalah Nabi dan kekasih Allah di antara penduduk bumi. Mintakanlah kami syafa’at kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang akan kami alami? Tidakkah engkau melihat kepayahan yang menimpa kami?”
Ibrahim Alaihis Salam yang menyaksikan orang sebanyak itu, kemudian menjawab:“Sungguh, pada hari ini Tuhan marah besar, kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi sesudahnya.—dan Ibrahim menyebutkan kebohongan-kebohongan yang telah dilakukannya dalam hidup(diulangnya sampai tiga kali)--. Diriku, diriku! Pergilah kalian kepada selain diriku! Pergilah kepada Musa!”
Mereka pun lantas mendatangi Musa Alaihis Salam dan berkata:”Hai Musa! Engkau adalah utusan Allah. Allah telah mengutamakanmu dengan risalah-Nya dan kalam-Nya, melebihi manusia lain. Mintakanlah kami syafa’at kepada Tuhanmu! Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau melihat apa yang telah kami derita?”
Nabi Musa yang mendapat pertanyaan semacam itu, kemudian menjawabnya:
”Sungguh, pada hari ini Tuhan marah besar, kemarahan yang belum pernah terjadi dan tidak akan terjadi sesudahnya. Dulu, aku membunuh orang, padahal aku tidak diperintahkan membunuhnya. Diriku, diriku! Pergilah kalian kepada Isa Alahis Salam!”
Mereka pun mendatangi Isa Alahis Salam berharap mendapat pertolongan, seraya berkata:“Hai Isa! Engkau adalah utusan Allah. Engkau telah berbicara kepada manusia selagi engkau masih berada dalam buaian. Engkau adalah Kalimah-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, dan roh dari-Nya. Karena itu, mintakanlah kami syafa’at kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang telah kami derita?”
Isa Alaihis Salam yang mendapat giliran pertanyaan dari umat manusia yang sedikian banyaknya kemudian menjawab:“Sungguh, pada hari ini Tuhan marah besar. Kemarahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi sesudahnya—tetapi ia tidak menyebutkan dosanya, seperti Ibrahim, Nuh dan Musa --. Diriku, diriku! Pergilah kepada orang lain! Pergilah kepada Muhammad SAW!”
Mereka mendatangiku dan berkata:”Hai Muhammad! Engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampunimu, dosa yang dahulu dan kemudian. Syafa’atilah kami di hadapan Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau melihat apa yang telah kami derita?”
Aku pun kemudian berangkat kepada Allah SWT. Sesampai di bawah Arsy aku bersujud kepada Tuhanku. Kemudian Allah membukakan kepadaku dan memberiku ilham, berupa puji-pujian bagi-Nya dan sanjungan kepada-Nya. Sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelumku. Aku menjatuhkan diri bersujud kepada-Nya.
Kemudian Allah SWT berfirman:”Hai Muhammad, angkatlah kepalamu! Mintalah, engkau pasti kuberi. Berikanlah syafa’at! Syafa’atmu pasti diterima!”
Aku berkata:”Wahai Tuhanku! Ummatku, ummatku!”
Difirmankan kepadaku:”Berangkatlah! Barangsiapa di dalam hatinya terdapat iman, meski hanya seberat biji sawi, engkau boleh mengeluarkannya dari neraka.”
Aku pun berangkat dan melaksanakan perintah Allah SWT. Sesudah itu aku kembali kepada-Nya, memuji-Nya dengan puji-pujian yang tadi, lalu menjatuhkan diri bersujud kepada-Nya.
Diceritakan, Muhammad sampai empat kali mengambil umat manusia yang beriman, walau imannya sebesar biji sawi(dzarah) dari neraka. Setelah itu Muhammad kembali menjatuhkan diri bersujud kepada-Nya. Lalu di firmankan kepada Ku:
Kemudian Allah SWT berfirman:”Hai Muhammad, angkatlah kepalamu! Mintalah, engkau pasti kuberi. Berikanlah syafa’at! Syafa’atmu pasti diterima!”
Aku kemudian berkata:”Wahai Tuhanku, berilah aku izin memberi syafa’at kepada orang yang hanya mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH.”
Allah kemudian berfirman: ”Itu bukan bagianmu! Tetapi, demi kemuliaan-Ku, demi kebesaran-Ku, demi keagungan-Ku dan demi kekuasaan-Ku; Aku pasti mengeluarkan orang yang mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH.”
Dalam sumber hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, diceritakan bahwa Allah SWT kemudian menjawab puji-pujian Muhammad SAW itu dengan firman-Nya:
”Hai Muhammad! Masuklah ke sorga dari ummatmu, orang-orang yang tidak harus dihisab melalui pintu kanan di antara pintu-pintu sorga. Mereka juga bisa masuk bersama orang-orang lain(Ahli sorga yang bukan termasuk golongan di atas) dari pintu-pintu lain.Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad! Sesungguhnya jarak antara dua sisi pintu sorga itu sama dengan jarak antara Mekkah dan Hajar(kota di Bahrain), atau sama dengan jarak kota Mekkah dan Bushra (dekat Damaskus).” (HR Bukhari)
"Peringatan Maulid Kanjeng Nabi Muhammad SAW ini adalah sebagai media untuk bertahaquq atau bertakhaluq. Sebab dengan khuluq (akhlaq), meniru atau meneladani akhlaq dari Nabi Muhammad SAW, Islam mampu bangkit dan merubah peta sejarah dunia. Kedua, meniru akhlaq Nabi dalam sifat pemurahnya. Kanjeng Nabi kalau ada anak yatim, hati beliau langsung menangis dan beliaulah orang pemurah serta mengajarkan kemurahannya. Ketiga, Nabi Muhammad adalah orang gemar mencintai ilmu. Bahkan beliau menjanjikan surga bagi orang-orang yang senang menuntut ilmu," demikian pesan Gus Anam. Sekitar pukul 12.00 malam, acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh KH Zuhrul Anam Hisyam.(***) Aji Setiawan

Caption
1. Lead
2. KH Zuhrul Anam Hisyam. Mengisahkan Syafaat Rasulullah
3. Jamaah membludak menutupi jalan raya. Menyimak mauidzah hasanah
4. Jamaah perempuan. Mengharap rahmat dan barakah maulid