Sabtu, 11 Februari 2012

Mengharap Syafa'at Rasulullah SAW ,Majalah alKisah No 05/2012






"Hai Muhammad, angkatlah kepalamu! Mintalah, engkau pasti kuberi. Berikanlah syafa’at! Syafa’atmu pasti diterima!”


Jum'at , 10 Februari 2012 halaman masjid Nurul Badri Dukuh Kalimenur, Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah telah penuh sesak oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sembari menunggu para pembicara hadir, jamaah dihibur oleh Kelompok Hadrah dan Shalawat dari santri-santri Pondok Pesantren Nurul Quran, Desa Bukateja Kecamatan Bukateja yang melantunkan syair dan shalawat yang berisi pujian dan senandung rasa mahabah kepada AllaH SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai tepat pukul 20.00 dengan pembacaan kalam illlahi oleh Ustadz Syamsul Basari. Acara kemudian berlanjut dengan sambutan dari Bapak Riyadi, Kepala Desa Kedungjati. Dalam kesempatan itu, Bapak Sugeng Riyadi mengajak seluruh lapisan masyarakat yang hadir terutama kepada warga desa kedungjati untuk menyukseskan pembangunan Nasional terutama tentang kebersihan lingungan,”Mari kita mulai dari lingkungan kita masing-masing untuk menjaga kebersihan lingkungan, sebab desa kita saat ini banyak diikutkan dalam lomba-lomba tingkat Nasional,” ajak Kepala Desa kepada jamaah.
Kembali sambil menunggu pembicara utama, jamaah dihibur oleh Kelompok Hadrah dan Shalawat dari santri-santri Pondok Pesantren Nurul Quran, Desa Bukateja Kecamatan Bukateja. Tepat pukul 20.00 KH Zuhrul Anam Hisyam sebagai satu-satunya pembicara malam itu menyampaikan maudizah hasanah tentang pentingnya memperingati hari kelahiran (maulid) nabi Muhammad sebagai ungkapan rasa cinta atau mahabah kepada Nabi Muhammad SAW serta mengharap keberkahan dari dunia sampai akhirat.
“Majelis-majelis seperti ini banyak disebut shalawat dan penghormatan kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW dimaksudkan untuk menghadang Rahmat Allah SWT,” kata KH Zuhrul Anam.
Selain menguraikan pentingnya menghadiri majlis ilmu dimana orang-orang yang hadir di majlis ilmu dan dzikir akan diturunkan ketenangan (sakinah) dan nafahat , dan mereka dikelilinghi oleh par amalaikat, diliputi rahmat dan Allah SWT akan menyebut mereka di majlis para malaikat yang berada di sisinya.
Dalam kesempatan ini KH Zuhrul Anam Hisyam juga menyampaikan tentang pentingnya waktu-waktu mustajab atau waktu berdoa yang pasti langsung diiijabah oleh Allah SWT. Waktu mustajab itu diantaranya hari Jum’at, sepertiga malam terakhir, malam nisfu sya’ban dan lain lain. Khusus hari jumat, sebagian ulama mengatakan waktu do’a diijabah ada yang mengatakan saat diantara dua khutbah. Ada juga ulama yang menyatakan saat sore hari saat terbenamnya matahari.
”Sayidatina Fatimah RA pada tiap jumat sore menyuruh orang untuk menyaksikan saat-saat terbenamnya matahari, karena sat itu Syaidatina Fatimah (putri Rasulullah SAW) akan memanjatkan doa-do’a agar terkabul doa’ dan keinginannya,” kata KH Zuhrul Anam.
Nabi Muhammad SAW juga adalah manusia yang mulia yang menjanjikan seluruh umatnya mendapat jaminan surga."Betapa besar perhatian dan kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya, hingga Beliau bersumpah,'Demi Tuhan, Jiwa Muhammad yang dalam genggaman Tuhan. Sungguh seluruh umatku di akhirat mendapatkan jaminan surga'."

Syafaat Rasulullah SAW
KH Zuhrul Anam kemudian mengisahkan tentang Syafaat Rasulullah SAW dimana para sahabat Nabi SAW berdialog langsung dengan Nabi Muhammad SAW. ”Hai Muhammad, angkatlah kepalamu! Mintalah, engkau pasti kuberi. Berikanlah syafa’at! Syafa’atmu pasti diterima!”
Pada suatu hari, Rasulullah SAW dibawakan sebuah daging bakar berupa paha kesukaannya. Beliau menggigitnya sekali, lalu bersabda: “Aku adalah pemimpin manusia pada hari kiamat. Tahukah kalian apa sebab demikian?”
Pertanyaan Rasulullah SAW menyentak para sahabatnya tertegun diam seribu bahasa. Kemudian ia melanjutkan perkataannya.
“Pada hari kiamat, Allah SWT mengumpulkan semua manusia, baik orang-orang yang terdahulu maupun yang datang kemudian, pada suatu tempat. Ada penyeru yang memperdengarkan pada mereka dan penglihatan yang mengawasi mereka. Matahari begitu dekat, sehingga sampalah manusia pada puncak kesusahan dan kepayahan yang tidak kuasa mereka tanggungkan serta mereka pikul. Sebagian manusia akan berkata kepada sebagian yang lain:’Tidakkah kalian tahu apa yang sedang kalian alami?Tidakkah kalian tahu kepayahan yang telah menimpa kalian? Tidakkah kalian mempunyai pandangan siapa yang dapat memintakan syafaat kepada Tuhan kalian?”
Orang-orang berkata satu sama lain:
“Datanglah kepada Adam”.
Mereka pun datang kepada Adam dan berkata: “Hai Adam! Engkau adalah Bapak manusia. Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan meniupkan roh-Nya ke dalam dirimu. Dia juga memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu. Mintakanlah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang kami alami? Tidakkah engkau melihat kepayahan yang menimpa kami?”
Adam berkata: ‘Sungguh, pada hari ini Tuhan sedang marah, dengan kemarahan yang belum pernah terjadi mendekati sebatang pohon, tetapi aku mendurhakai-Nya. Diriku, diriku! Pergilah kepada selainku! Pergilah kepada Nuh!’
Mereka mendatangi nabi Nuh Alaihis Salam, dan mereka bertanya kepadanya:
”Wahai Nuh! Engkau adalah rasul pertama di atas bumi dan Allah menyebutmu hamba yang banyak bersyukur. Mintakanlah kami syafa’at kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang akan kami alami? Tidakkah engkau melihat kepayahan yang menimpa kami?”
Nuh kemudian menjawab:“Pada hari ini, Tuhanmu marah besar, kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi sesudahnya. Dulu, aku berdoa dengan doa yang mencelakakan kaumku. Diriku, diriku! Pergilah kalian pada Ibrahim Alaihis Salam!”
Mereka pun lalu mendatangi Ibrahim Alaihis Salam dan berkata:”Engkau adalah Nabi dan kekasih Allah di antara penduduk bumi. Mintakanlah kami syafa’at kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang akan kami alami? Tidakkah engkau melihat kepayahan yang menimpa kami?”
Ibrahim Alaihis Salam yang menyaksikan orang sebanyak itu, kemudian menjawab:“Sungguh, pada hari ini Tuhan marah besar, kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi sesudahnya.—dan Ibrahim menyebutkan kebohongan-kebohongan yang telah dilakukannya dalam hidup(diulangnya sampai tiga kali)--. Diriku, diriku! Pergilah kalian kepada selain diriku! Pergilah kepada Musa!”
Mereka pun lantas mendatangi Musa Alaihis Salam dan berkata:”Hai Musa! Engkau adalah utusan Allah. Allah telah mengutamakanmu dengan risalah-Nya dan kalam-Nya, melebihi manusia lain. Mintakanlah kami syafa’at kepada Tuhanmu! Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau melihat apa yang telah kami derita?”
Nabi Musa yang mendapat pertanyaan semacam itu, kemudian menjawabnya:
”Sungguh, pada hari ini Tuhan marah besar, kemarahan yang belum pernah terjadi dan tidak akan terjadi sesudahnya. Dulu, aku membunuh orang, padahal aku tidak diperintahkan membunuhnya. Diriku, diriku! Pergilah kalian kepada Isa Alahis Salam!”
Mereka pun mendatangi Isa Alahis Salam berharap mendapat pertolongan, seraya berkata:“Hai Isa! Engkau adalah utusan Allah. Engkau telah berbicara kepada manusia selagi engkau masih berada dalam buaian. Engkau adalah Kalimah-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, dan roh dari-Nya. Karena itu, mintakanlah kami syafa’at kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang telah kami derita?”
Isa Alaihis Salam yang mendapat giliran pertanyaan dari umat manusia yang sedikian banyaknya kemudian menjawab:“Sungguh, pada hari ini Tuhan marah besar. Kemarahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi sesudahnya—tetapi ia tidak menyebutkan dosanya, seperti Ibrahim, Nuh dan Musa --. Diriku, diriku! Pergilah kepada orang lain! Pergilah kepada Muhammad SAW!”
Mereka mendatangiku dan berkata:”Hai Muhammad! Engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampunimu, dosa yang dahulu dan kemudian. Syafa’atilah kami di hadapan Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami? Tidakkah engkau melihat apa yang telah kami derita?”
Aku pun kemudian berangkat kepada Allah SWT. Sesampai di bawah Arsy aku bersujud kepada Tuhanku. Kemudian Allah membukakan kepadaku dan memberiku ilham, berupa puji-pujian bagi-Nya dan sanjungan kepada-Nya. Sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelumku. Aku menjatuhkan diri bersujud kepada-Nya.
Kemudian Allah SWT berfirman:”Hai Muhammad, angkatlah kepalamu! Mintalah, engkau pasti kuberi. Berikanlah syafa’at! Syafa’atmu pasti diterima!”
Aku berkata:”Wahai Tuhanku! Ummatku, ummatku!”
Difirmankan kepadaku:”Berangkatlah! Barangsiapa di dalam hatinya terdapat iman, meski hanya seberat biji sawi, engkau boleh mengeluarkannya dari neraka.”
Aku pun berangkat dan melaksanakan perintah Allah SWT. Sesudah itu aku kembali kepada-Nya, memuji-Nya dengan puji-pujian yang tadi, lalu menjatuhkan diri bersujud kepada-Nya.
Diceritakan, Muhammad sampai empat kali mengambil umat manusia yang beriman, walau imannya sebesar biji sawi(dzarah) dari neraka. Setelah itu Muhammad kembali menjatuhkan diri bersujud kepada-Nya. Lalu di firmankan kepada Ku:
Kemudian Allah SWT berfirman:”Hai Muhammad, angkatlah kepalamu! Mintalah, engkau pasti kuberi. Berikanlah syafa’at! Syafa’atmu pasti diterima!”
Aku kemudian berkata:”Wahai Tuhanku, berilah aku izin memberi syafa’at kepada orang yang hanya mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH.”
Allah kemudian berfirman: ”Itu bukan bagianmu! Tetapi, demi kemuliaan-Ku, demi kebesaran-Ku, demi keagungan-Ku dan demi kekuasaan-Ku; Aku pasti mengeluarkan orang yang mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH.”
Dalam sumber hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, diceritakan bahwa Allah SWT kemudian menjawab puji-pujian Muhammad SAW itu dengan firman-Nya:
”Hai Muhammad! Masuklah ke sorga dari ummatmu, orang-orang yang tidak harus dihisab melalui pintu kanan di antara pintu-pintu sorga. Mereka juga bisa masuk bersama orang-orang lain(Ahli sorga yang bukan termasuk golongan di atas) dari pintu-pintu lain.Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad! Sesungguhnya jarak antara dua sisi pintu sorga itu sama dengan jarak antara Mekkah dan Hajar(kota di Bahrain), atau sama dengan jarak kota Mekkah dan Bushra (dekat Damaskus).” (HR Bukhari)
"Peringatan Maulid Kanjeng Nabi Muhammad SAW ini adalah sebagai media untuk bertahaquq atau bertakhaluq. Sebab dengan khuluq (akhlaq), meniru atau meneladani akhlaq dari Nabi Muhammad SAW, Islam mampu bangkit dan merubah peta sejarah dunia. Kedua, meniru akhlaq Nabi dalam sifat pemurahnya. Kanjeng Nabi kalau ada anak yatim, hati beliau langsung menangis dan beliaulah orang pemurah serta mengajarkan kemurahannya. Ketiga, Nabi Muhammad adalah orang gemar mencintai ilmu. Bahkan beliau menjanjikan surga bagi orang-orang yang senang menuntut ilmu," demikian pesan Gus Anam. Sekitar pukul 12.00 malam, acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh KH Zuhrul Anam Hisyam.(***) Aji Setiawan

Caption
1. Lead
2. KH Zuhrul Anam Hisyam. Mengisahkan Syafaat Rasulullah
3. Jamaah membludak menutupi jalan raya. Menyimak mauidzah hasanah
4. Jamaah perempuan. Mengharap rahmat dan barakah maulid

Tidak ada komentar: