Sabtu, 28 Mei 2011

Majalah alKisah No 15 tahun 2011, Isro Mi'roj, Desa Tangkisan Mrebet Kab Purbalingga








Hikmah terpenting dari peringatan Isro Mi’roj sesungguhnya adalah perintah shalat lima waktu. Dengan shalat, umat Islam menyembah Tuhan YME yang maha Pencipta dan Perkasa

Selepas shalat Isya dan dzikir berjamaah di masjid Al Ikhsan Desa Tangkisan Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga acara peringatan Isro Mi’roj Maulid Nabi Muhammad SAW pada hari Sabtu (25 /6) yang bertepatan dengan 24 Rajab 1432 H dibuka dengan penampilan grup Hadrah Al Hikmah dari remaja-remaja putri masjid Al Ikhsan.
Usai sambutan dari KH Kamalu Rusdi mewakili panitia kegiatan Isro Mi’roj bersambung dengan sambutan dari Bapak Ali Sudarmo, SPd Kepala Bidang Kesra Kabupaten mewakili Bupati Purbalingga yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya di hadapan aparat muspika, alim ulama, tokoh masyrakat dan jamaah pengajian , Bupati Purbalingga Drs H Heru Sujatmoko, M.Si menyatakan bergembira dengan banyaknya kegiatan keagamaan terutama hari-hari besar Islam yang ada di kota maupun pedesaan di Kabupaten Purbalingga.
”Ini menunjukan adanya keberhasilan pembangunan mental spiritual dari sinergi yang positip segenap lapisan masyarakat mulai dari aparatus pemerintah, tokoh masyarakat, alim ulama dan masyarakat sendiri. Kegiatan-kegaiatan semacam ini perlu dilestarikan sehingga pembangunan di Kabupaten Purbalingga bisa berjalan lancar, damai , aman dan sejahtera,” kata Ali Sudarmo, SPd menirukan Bupati Purbalingga.
Sambil menunggu pembicara malam itu, Grup Hadrah Al Hikmah dari remaja putra dan putri Dusun Sokawera Desa Tangkisan Kecamatan Mrebet Kab Purbalingga itu kembali menghibur jamaah. Taburan bintang di langit dan semilir angin pegunungan tak menyurutkan jamaah untuk menghadiri pengajian akbar sekaligus peringatan Isro Mi’roj Nabi besar Muhammad SAW. Ribuan jamaah tersebar memadati areal kompleks masjid Al Ikhsan. Kapasitas panggung seluas 20x40 meter itu tak sanggup lagi menampung jamaah yang hadir malam itu.
Tepat pukul 20.30 pembicara utama yakni KH Imam Sya’roni pengasuh pondok pesntren al Aqsa dari Kota Gombong Kabupten Kebumen hadir menyampaikan tausyiah.
Isro Mi’roj Nabi Besar Muhammad SAW merupakan perjalanan di waktu malam dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa (Palestina). Serta Mi’raj sampai ke langit ketujuh untuk menerima perintah shalat lima waktu.
Hikmah dari perintah shalat itu adalah kita telah bersyukur kepada Allah SWT.Karena Allah SWT yang maha agung dan maha besar sehingga seluruh mahluq harus taat dan tunduk kepada Allah SWT yang Maha pemberi Rahmat. Dengan Isro Miroj, artinya shalat kita sudahkah dijalankan dengan baik? Sebab shalat lima waktu itu yang dikerjakan tidak hanya untuk menggugurkan perintah kewajiban, namun yang sudah menjadi kebutuhan adalah shalat sebagai wahana komunikasi dengan Alloh SWT. Shalat akan mendapat Ridho dan pertolongan Alloh SWT. Sehingga dengan shalat kita butuh, kita bisa bisa disebut sebagai golongan yang menjaga shalat. “Dengan shalat lima waktu itu kita semua menjadu ahli sorga semua. Amin! Menjalankan shalat yang dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.”
Pesan Ukhuwah Islamiyah
Dalam pengajian ini jamaah diajak untuk semakin meningkatkan rasa ukhuwah Islamiyah.”Apapun persoalannya. Umat lslam harus bersatu. Islam itu disatukan dengan memperkuat Ukhuwah Islamiyah. Partai boleh berbeda, tapi kita tetap bersaudara.”
Diingatkan oleh KH Imam Sya’roni, tentang pentingnya ukhuwah Islamiyah di antara kita. ”Ka’bah kita satu! Kiblat kita satu! Tuhan kita satu maka Islam itu saat itulah yang mempersatukan kita semua dan menegaskan tentang kesatuan Islam.”
Terutama di negeri kita yang berbingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, Umat Islam Indonesia mempunyai tugas yang mulia yakni mempertahankan kesatuan Republik Indonesia dari rongrongan siapa pun! Termasuk pihak asing yang hendak mengobok-obok bangsa Indonesia. “Dengan Pancasila dan UUD 945 itulah yang mempersatukan kita semua,” tegas KH Imam Sya’roni, dari dari kota Beriman itu dengan berapi-api.
KH Sya’roni mencontohkan bangunan masyarakat Madinah yang berhasil dibina dan dibimbing oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Kunci sukses membangun masyarakat Madani adalah Rasulullah SAW berhasil menyatukan kaum Muhjirin dan Ansor (Ukhuwah Islamiyah). Selain itu juga mempersatukan kaum Ansor dengan Kaum Musyrikin Madinah (Ukhuwah Wathoniyah). Kedatangan Muhammad SAW yang berkepribadian luhur dan humanis dan pengikutnya (Muhajirin) sudah barang tentu disambut baik oleh masyarakat Yatsrib (Madinah) yang saat itu masyarakatnya terbilang majemuk (golongan Islam, Yahudi, Nasrani, Paganis serta golongan kafir atau kaum musyrikin). Penghargaan masyarakat Yatsrib kepada Nabi Muhammad SAW tidak hanya sambutan hangat semata, namun juga kepercayaan masyrakat Yatsrib kepada Muhammad SAW untuk memimpin masyarakat yang pluralistik tersebut.
“Bangunan masyarakat Madinah yang maju dan dalam bingkai persatuan itu yang membuat Bangsa Mekkah Merdeka bahkan juga negeri-negeri sekitarnya juga bergabung dalam pemerintahan Madinah Munawarah. Dengan persatuan yang ada di Madinah itulah, Rasulullah Muhammad SAW bisa mewujudkan masyarakat yang tenang, damai dan sejahtera di bawah payung pemerintahan Madinah Munawarah,” pesan KH Sya’roni.
Tepat tengah malam, acara peringatan Isro Mi’roj ditutup langsung oleh KH Imam Sya’roni. (*)

Tidak ada komentar: