Senin, 09 Mei 2011

Maulid MT Riyadus Sholihin Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah





Cinta Kepada Rasulullah SAW





Cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah bukti cinta kita kepada Alloh SWT. Jalur membuktikan kecintaan kepada Alloh SWT adalah melalui Nabi Muhammad SAW



Minggu malam yang lalu 5 Februari 2011 bertepatan tanggal 3 Rabiul Awal 1432 H ribuan jemaah yang didominasi pemuda dna pemudi, tumpah ruah memadati sepanjang jalan raya depan Pondok Pesantren Al-Qur'an An-Nur Desa Kedungjati menuju Kecamatan Bukateja, Kab Purbalingga. Mereka adalah tamu Rasulullah SAW, hendak mengikuti peringatan hari kelahiran beliau yang digelar oleh Majelis Taklim Riyadhus Solichin pimpinan Habib Ali bin Umar Al-Qutban dan Jama'ah Simthud Duror (Jamrud) asuhan Habib Alwi bin Ali bin Alwi bin Ali Al Habsyi (Surakarta).



Para tamu Rasulullah SAW yang datang dari berbagai wilayah sekitar Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen dan sekitarnya langsung menempatkan diri, duduk bersila atau bersama-sama jemaah lain mengobrol dengan para Habaib dan Ulama.



Selepas shalat Isya berja’maah, mereka langung menempatkan diri di shaf-shaf terdepan, memenuhi panggung besar yang telah disediakan panitia di depan pondok Pesantren Putra Putri An-Nur yang diasuh KH Ihsanuddin (alm). Dengan duduk bersila, sambil menanti kedatangan jemaah yang belum datang. Raut-raut wajah mereka tampak riang, seperti orang yang baru mendapatkan kabar gembira. Semakin malam, jamaah semakin banyak.



Sekitar pukul 8 malam, acara dibuka oleh Habib Aqil bin Umar AL Qutban dan berlanjut dengan pembacaan kalam illahi oleh Ustadz Zamami Suyuti dari Kab Tulungagung (Jawa Timur). Acara kemudian berlanjut dengan pembacaan Maulid Simtud Durar karangan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy.Lepas pembacaan ayat kalam illahi, acara dibuka dengan sambutan pimpinan Majelis Taklim Riyadus Sholichin Kab Purbalingga pimpinan Habib Ali bin Umar Al-Qutban.



Dalam mauizah hasanah pertama, KH Zamrudin dari Pekalongan mengingatkan tentang hikmah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. “Cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah bukti cinta kita kepada Alloh SWT. Jalur membuktikan kecintaan kepada Alloh SWT adalah melalui Nabi Muhammad SAW." Dalam kesempatan itu, KH Zamrudin juga mengingatkan jama'ah agar menyiapkan generasi -generasi yang shalih dan solehah." Didik anak-anak kita dengan mencintai Nabi Kanjeng Muhammad SAW. Ajari mereka untuk mencintai ahli bait (keluarga Nabi) dan dekatkan dengan ulama. Serta yang terpenting ajari mereka gemar membaca dan mengamalkan kandungan isi dari Al-Qur'an," kata KH Zamrudin.



Sementara itu pada kesempatan ceramah kedua, KH Zuhrul Anam pengasuh pondok pesantren At-Taujieh al Islami (Leler, Banyumas) menyampaikan tentang keutamaan sya'faat Rasulullah SAW. Disamapaikan oleh Gus Anam,"Betapa besar perhatian dan kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya, hingga Beliau bersumpah,'Demi Tuhan, Jiwa Muhammad yang dalam genggaman Tuhan. Sungguh seluruh umatku di akhirat mendapatkan jaminan surga'."



Kedatangan dan misi Nabi Muhammad SAW dalam alam dunia ini sesungguhnya untuk membangun dan merubah masyarakat yang kala itu dalam masa kebodohan (jahiliyah) menjadi masyarakat mutamaddin (berkeadaban). Dalam sebuah riwayat Tarikh sejarah Fauzy Abu Zyiad disebutkan kala itu masyarakat arab sebelum hadirnya Rasulullah digambarkan hati mereka lebih keras dari batu. Tetapi kehadiran Nabi Muhammad SAW di tengah umatnya dan mendidik mereka dengan akhlaq, menjadikan negeri semenanjung arab yang tadinya masyarakatnya berhati keras sekeras batu, akhirnya meleleh bahkan hati mereka menjadi lembut bak lembutnya mentega.



"Peringatan Maulid Kanjeng Nabi Muhammad SAW ini adalah sebagai media untuk bertahaquq atau bertakhaluq. Sebab dengan khuluq (akhlaq), meniru atau meneladani akhlaq dari Nabi Muhammad SAW, Islam mampu bangkit dan merubah peta sejarah dunia. Kedua, meniru akhlaq Nabi dalam sifat pemurahnya. Kanjeng Nabi kalau ada anak yatim, hati beliau langsung menangis dan beliaulah orang pemurah serta mengajarkan kemurahannya. Ketiga, Nabi Muhammad adalah orang gemar mencintai ilmu. Bahkan beliau menjanjikan surga bagi orang-orang yang senang menuntut ilmu," demikian pesan Gus Anam. Sekitar pukul 12.00 malam, acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh Habib Ahmad bin Umar Al-Quthban.



Aji Setiawan, Purbalingga

Tidak ada komentar: