Minggu, 24 April 2011

Rajab Sebagai Bulan Ampunan



Oleh: Aji Setiawan
Kita kini akan bersiap memasuki bulan Rajab. Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang istimewa dalam setahun. Rajab ialah bulan yang mulia, dkarena dalam hadist Rasulullah disebutkan,”Rajab adalah bulan Allah SWT.”
Bagi kaum muslimin, bulan ini memiliki arti tersendiri, sebab banyak keistimewaan yang terdapat di dalamnya. Kata Rajab berasal dari kata al-tarjib, yang berarti “penghormatan” (al-ta’zhim). Barangkali rahasia ini karena orang-orang Arab mengkhususkannya dengan berbagai penghormatan.
Rajab juga disebut Rajab al-Haram karena termasuk salah satu empat bulan Haram, yakni bulan yang diharamkan melakukan peperangan di dalamnya. Bulan-bulan haram itu adalah Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab.
Rajab juga dinamakan Rajab al-Fard, karena terpisah dari bulan haram lainnya yang berurutan. Ia datang lima bulan setelah bulan lainnya. Nama lainnya adalah Rajab Mudhar. Dinamakan demikian karena suku Mudhar sangat mengagungkan bulan itu dan menjaga kehormatannya sejak dahulu.
Al Qur’an Al Karim menyebutkan bulan-bulan haram itu dalam Surat At-Taubah ayat 36 yang artinya,”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah duabelas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”
Terdapat kejadian yang sangat penting di bulan Rajab, yakni peristiwa Isra dan Mi’raj yang merupakan mukjizat terbesar yang Allah khususkan bagi Nabi Muhammad SAW setelah Al Qur’an. Mukjizat Isra merupakan penghormatan kepada Rasulullah SAW dan untuk meneguhkan hati beliau dan menghiburnya yang baru saja ditinggal dua orang yang dikasihinya, yakni paman beliau, Abu Thalib, dan istrinya, Khadijah. Karenanya, tahun itu disebut tahun kesedihan (‘amul –huzn).
Pada bulan Rajab, salah satu amalan terpenting yang sangat dianjurkan untuk banyak dilakukan adalah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Bukan berarti di bulan –bulan lain tidak perlu. Tidak demikian! Setiap bulan, bahkan setiap hari, kita harus memohon ampun dan bertaubat kepada Allah SWT. Hanya saja di bulan Rajab lebih ditingkatkan lagi, salah satu sebabnya ketika kita telah memasuki bulan Rajab, berarti kita semakin dekat dengan bulan Ramadhan, bulan termulia untuk melakukan ibadah.
Bulan Rajab ini adalah menjadi momentum terbaik bagi bangsa Indonesia khususnya bagi Umat Islam, untuk istighfar dan melakukan taubat nasional atas kemungkaran serta kemaksiatan yang dilakukan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Inilah momentum terbaik secara kolektif untuk menghentikan segala kemungkaran, kemaksiatan dan budaya korupsi yang sudah menggurita dalam kehidupan negeri ini.
Dalam kondisi sekarang ini, manusia tidak hanya makan nasi, karena aspal, manipulasi, korupsi besi tulangan jembatan dalam platfon-platfon anggaran pembiayaan pembangunan sudah menjadi santapan tender-tender yang tidak sesuai anggaran. Umat sudah tidak percaya lagi dengan figur kyai. Sebab banyak fatwa hanya menjadi titipan penguasa. Karena itu, tidak ada pilihan terbaik dalam menghadapi segala musibah ini kecuali dengan jalan taubat.
Kita jangan menyalahkan alam sebagai penyebab bencana. Karena semua bersumber pada kekuasaan Allah SWT. Apa yang kita alami sekarang adalah warning(peringatan) keras dari Allah. Inilah bulan yang tepat untuk mengkoreksi diri sebelum bencana lain datang menghadang. Taubat itu tidak hanya bagi orang kena musibah. Tapi, semua umat harus berani mengakui kesalahan dan kekhilafan. Perbanyak melakukan istighfar dan qunut nazilah.
Dalam kondisi seperti ini, manusia perlu mengembalikan segala urusan kepada Allah, dan menjadikan Allah sebagai pusat kesadaran dan kehidupan baru. Karena tidak manusia saja bisa marah.Alam juga bisa marah. Bencana terus menerus-menerus tidak ada hentinya ini semua itu bermula dari tangan-tangan manusia yang sudah rusak.
Mengingat banyak kesalahan manusia yang dapat menyebabkan bencana alam. Mengingat banyaknya alam, dari kacamata agama, bencana yang terjadi belakangan ini dapat dikatakan sebagai peringatan Alloh SWT. Peringatan karena kesalahan yang telah kita perbuat. Karena itu harus secepatnya melakukan taubat.Taubat itu bisa dilakukan bersama-sama atau pun sendiri-sendiri
Banyak hadist yang menerangkan perihal taubat dan memohon ampun. Dari Anas RA ia mengatakan,”Aku mendengar Rasulullah bersabda,’Allah berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau atas apa yang telah engkau lakukan, dan Aku tidak peduli (seberapa besar dosamu). Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu sampai langit kemudian engkau memohon kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau mendatangi-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian Engkau menemui-Ku (menghadap-Ku, memohon ampun kepada-Ku) dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi juga’.”
Maha suci Allah, segala puji bagi-Nya. Maha suci Allah, Yang Maha agung, aku memohon ampun kepada Alloh SWT. (***)

Tidak ada komentar: