Kamis, 16 Juni 2011

Isro Mi'roj di Kembangan Kec Bukateja Purbalingga






MT Raudlotul Qur’an Purbalingga

Jauhkan Indonesia dari Bala dan Bencana

Peringatan Isro Mi’roj Nabi Besar Muhammad SAW tidak saja diselenggarakan di kota-kota besar. Suasana kesyahduan dan kekhusyukan dalam memperingati perjalanan Isro dan Mi’roj Muhammad SAW juga terasa di pedesaan.
Pada hari Rabu, 15 Juni 2011 atau bertepatan dengan 14 Rajab 1432 H di halaman Majlis Taklim Raudlotul Qur’an pimpinan Kyai Munawar desa Kembangan, kecamatan Bukateja Kab Purbalingga Jawa Tengah menyelenggarakan Haflah Attasyakur Lil Ikhtitam Majlis Taklim Raudlatul Qur’an ke III dan sekaligus peringatan Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW.
Selepas shalat Isya, acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai dengan Khatmil Qur’an dan kitab Aqidatul Awam oleh santri-santri Majlis Taklim Raudlotul Qur’an dan ditutup dengan doa Khotmil Qur’an oleh Ibu Nyai Hj Qomariah pimpinan Pondok Putra Putri Pesantren (PPP) Nurul Qur’an, Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Sambil menunggu acara dimulai, jamaah dihibur dengan iringan musik Hajir Rabana Syafaat dari Purbalingga.
Lepas pembacaan Kalam illahi oleh Ustadz Syamsul Bashori acara berlanjut dengan sambutan dari ketua panitia yakni Kyai Sulaiman. Sambutan mewakili Bupati Purbalingga, Drs H Heru Sujatmoko disampaikan oleh Budi Darmoyo. Dalam sambutannya, Bapak Bupati Purbalingga Jawa Tengah menyatakan bergembira dengan peringatan Isro Mi’roj yang berjalan dengan sukses. Selain itu, dengan adanya majlis taklim –majlis taklim yang ada sekarang ini merupakan bentuk pendidikan dasar bagi anak-anak di bidang agama. “Dengan dididik agama sejak kecil, harapannya nanti setelah dewasa atau menjadi orang tua yang bisa melaksanakan agama dengan baik. Peringatan Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa yang mengagumkan dan bagi yang percaya adalah pertanda bagi manusia-manusia yang beriman,” lanjut Budi Darmoyo.
Tepat pukul 22.00 acara inti peringatan Isro Mi’roj dengan taushiyah oleh KH Ahmad Sobirin Syamsuri, Pengasuh Pondok Pesantren (PPP) Al Mujahidin, Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas. Selain memaparkan secara detil proses detik-detik Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW ke langit ketujuh dan bertemu langsung dengan Allah SWT, KH Sobirin mengungkapkan kondisi dunia sekarang sudah mendekati tanda-tanda kiamat. Seperti diungkapkan dalam Hadist Nabi Muhammad SAW, tanda-tanda kiamat diantaranya adalah dicabutnya ilmu (dengan diwafatkannya ahli-ahli ilmu). Kedua, Orang mukmin banyak yang bodoh karena banyak ulama yang wafat. Ketiga, perbuatan zina merajalela. Keempat, banyak orang yang minum minuman keras (khamr).
Banyaknya musibah yang menimpa bangsa Indonesia sekarang ini menandakan kita sedang diuji oleh Allah SWT. Dalam kesempatan malam itu, KH Sobirin banyak mengajak jamaah berdoa bersama dengan doa sifat-sifat khusus Nabi Muhammad SAW sehingga akan dihindarkan bala dan bencana.
Dalam ceramah yang banyak dibumbui guyonan segar ala Banyumasan itu KH Sobirin banyak menyelipkan canda-canda segar sehingga mampu mengocok perut pengunjung yang menghadirinya dan membuat betah jamaah pengajian yang membludak sampai jalan raya itu tidak beranjak dari tempat duduknya. Apalagi sembari berceramah kadang-kadang diiringi tembang-tembang sholawat yang diringi musik campursari ala Banyumasan sehingga tidak membuat jamaah mengantuk.
Dalam kesempatan itu, KH Ahmad Sobirin Syamsuri juga mengajak jamaah untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT sebab jelas dalilnya siapa yang bersyukur kepada Allah maka akan ditambah nikmat-Nya. Namun sebaliknya, siapa yang tidak bersyukur maka ia akan menjadi kufur nikmat. Agar Allah SWt tidak marah yang luar biasa, lanjut KH Sobirin, orang mukmin harus menerima Qodar-Nya Allah SWT dan bila banyak diuji musibah senantiasa harus bersabar.
“Sebaliknya, sebagai orang mukmin ada lima perkara yang tidak boleh sabar yakni menghormati tamu, menguburkan jenazah, menikahkan anak perempuan, menepati hutang dan bila berdosa segera bertaubat kepada Allah SWT ,” lanjut KH Sobirin.
Tentang pembacaan dan pengajaran Al Qur’an, KH Sobirin sangat menyambut baik dengan berdirinya majlis-majlis taklim yang mengadakan acara khotmil Qur’an. “Membaca Al Qur’an merupakan salah satu dzikir yang sangat dianjurkan. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda,’Tidaklah berkumpul sekelompok orang untuk berdzikir kepada Allah, melainkan para malaikat mengerumuni mereka, rahmat meliputi mereka, ketenangan (sakinah) menghampiri mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang berada di sisinya’.” (HR Tirmidzi).
“Doa khotmil Qur’an itu mustajab (dikabukan Allah SWT). Barangsiapa membaca Al-Qur’an setelah itu ia berdoa, maka para malaikat datang ke langit dunia untuk mengaminkan doanya, “ kata KH Sobirin.

Menjelang berakhirnya acara, KH Sobirin mengajak ribuan jamaah pengajian yang masih setia menunggu itu untuk mendawamkan doa bulan Rajab dan Sya’ban yang dibaca setiap shalat lima waktu yakni Allohuma barik lana fi rajab wa sya’ban wa ballighna ramadhan.(Ya Allah, berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan). “Nanti pada malam 27 Rajab, saya mengajak jama’ah untuk melakukan muhasabah dan mengamalkan serta membaca doa Rajab wa Sya’ban sebanyak 1001 kali ba’da shalat malam (hajat). Semoga Indonesia jauh dan bala dan bencana serta doa-doa kita diijabah oleh Allah SWT, Amin!” tutup KH Sobirin.
Tepat dinihari pukul 01.00 suasana kabut malam semakin dingin. Acara ini kemudian ditutup doa oleh KH Ahmad Sobirin Syamsuri dan ja’maah kemudian pulang ke rumah masing-masing untuk semakin mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW. (*) Aji Setiawan, Purbalingga

http://majalah-alkisah.com/index.php/berita-terhangat/879-isra-miraj-mt-raudlotul-quran-purbalingga-jauhkan-indonesia-dari-bala-dan-bencana

2 komentar:

Vhaza mengatakan...

alhamdulillah........
seteleh sekian lama ana hijroh dari ppp nurul quran,,,
akhirnya ana temukan juga blog yabg ada hubungannya debgan nurul qur'an...
semoga nurul qur'an tetap menjadi pendakwah fi sabilillah...
amiin....

Vhaza mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.