Jumat, 29 Juli 2011

Marhaban Ya Ramadhan 1432 H

Marhaban Ya Ramadhan 1432 H

Sucikan Hati Menuju Fitri, Selamat menunaikan ibadah Puasa

Kamis, 14 Juli 2011

Rembulan Bertabur Bintang di Banyumas






Rembulan Bertabur Bintang di Banyumas

Rembulan bertabur bintang di langit menemani suasana malam menyambut hari lahirnya organisasi yang didirikan oleh para ulama itu. Peringatan Harlah NU ke 88 di Kabupaten Banyumas berlangsung Khikmat dan semarak

Rabu (13/7) bertepatan 11 Sya’ban 1432 H, suasana malam peringatan lahirnya Nahdhlatul Ulama ke 88 di Kabupaten Banyumas berlangsung semarak. Rembulan bertabur bintang di langit menemani suasana malam menyambut hari lahirnya organisasi yang didirikan oleh para ulama itu. Sementara ribuan kaum muslimin dari berbagai penjuru Kabupaten Banyumas memadati Lapangan Mersi, Purwokerto Wetan , Banyumas tak kunjung berhenti berdatangan sejak pukul 20.00 hingga berlangsung acara.
Usai shalat Isya’, acara dibuka dengan hiburan grup hadrah rebana Baiturrohman pimpinan Hj Renik Rohimah dari Mersi, Purwokerto Wetan sampai jam 20.00 WIB. Usai itu, acara langsung bersambung dengan Istighotsah Kubro oleh para ulama dan habaib yang dipimpin oleh KH Abdul Mu’thi, Rois Syurih PCNU Kabupaten Banyumas dan diikuti oleh ribuan jamavh yang hadir.
Pembacaan kalam ilahi dan shalawat badar oleh KH Makmun al-Kaffi al-Hafid yang bersambung dengan sambutan oleh panitia yakni H Munir Sarbini, Spdl.
Bupati Banyumas dalam sambutannya menyatan bergembira dengan peringatan Harlah NU yang diselenggarakan oleh PCNU.”Dengan ridho dan Rahmat Allah SWT serta bimbingan ulama inilah yang bisa mersuk dalam sendi-sendi kehidupan, sehingga Rahmat dan keberkahan Allah SWT senantiasa turun kepada kita semua,” kata Drs.H. Marjoko, MM, Bupati Banyumas.
Sambutan kedua oleh KH Thoefur Arofat yang lebih menekankan tentang pentingnya persatuan dan warga Nahdhliyin. ”Saya dan seluruh jajaran Pengurus Cabang NU Banyumas mensyukuri kekompakan dan persatuan warga NU. Karena dengan kekompakan dan persatuan itul kekompakan dan persatuanh menjadi modal yang sangat berharga bagi suksesnya program-program NU,” kata Ketua Tanfidiyah PCNU Kab Banyumas ini berapi-api.
Dilanjutkan, dengan semangat kebersamaan ini cita-cita NU bisa diwujudkan.” PCNU senantiasa melaksanakan program-program dengan semakin meneguhkan semangat Ahlussunah Sunnah Wal Jama’ah. Semakin banyak masjid dan langgar-langgar NU direbut oleh kelompok lain atau dirongrong dan diinjak, semakin teguh orang NU untuk memperkokoh ajaran Ahlussunah Sunnah Wal Jama’ah.”
Dalam kesempatn ini ketua PCNU Kab Bnayumas ini juga menyampikan program PCNU Kab Banyumas yang sedang dilaksakan yakni program pembuatan kartu NU.”Kartu Anggota NU (Kartanu) harus dimiliki warga NU sebagai KTP nya orang NU,”katanya.
Program kedua, PCNU membuat jadwal sholat abadi khusus Kabupten Banyumas. “Saya harapkan semua masjid-masjid dan langgar-langgar NU untuk memasang jadwal sholat yang berlogo NU. Itu digratiskan, hanya mengganti ongkos buatnya saja,” katanya disambut gerr hadirin.
Program ketiga, PCNU Banyumas sedang merehab Kantor NU yang berfungsi ganda sebagai gedung Politeknik Maarif NU Kabupten Banyumas.
Program keempat, PCNU sangat menaruh perhatian yang tinggi dlm bidang pendidikan.”Saat ini NU Kab Banyumas memiliki 152 sekolah dan 250 TK Diponegoro di bawah binavn Muslimat NU Banyumas. Dalam bidang dakwah, KBIH Arofah dan al Wardah memberangkatkan sekitar 700 jamaah haji, separuh lebih jamaah haji asal kabupaten Banyumas.”
Dalam bidang membentengi aqidah, NU tetap berkomitmen melalui program-program pengajian dan menerbitkan buku-buku yang disebarkan kepada warga NU. Dalam rangka meneguhkan ajaran Ahlussunah Sunnah Wal Jama’ah d Ahlussunah Sunnah Wal Jama’ah dan kebhinekaan ia mengajak jamaah istigotsah yang hadir untuk menengok sejarah ke belakang ,”NU lahir sebelum Indonesia merdeka. NU lahir untuk merebut kemerdekaan dan menjalankan syariat Islam yang berdasar ajaran Ahlussunah Sunnah Wal Jama’ah. Oleh karena itulah NU mengambil jalan Islam yang Rahmtan lil Alamin. Oleh karena itulah NU menganggap membela dan mempertahankan NKRI adalah wajib. NKRI sudah final dan tidak dapat digugat oleh siapa pun,” katanya penuh semangat mengakhiri sambutan mewakili PCNU Kabupaten Banyumas.
Taushiyah utama disampaikan oleh KH Yahya Staquf Cholil, Wakil Khatib Syuriyah PBNU yang mengupas tentang sejarah berdirinya NU. ”Kiai -kiai membentuk NU untuk membuat rombongn bangkitnya para ulama. Kita yang orang awam ini biasa berkumpul atau berombongan supaya dapat ikut rombongannya para ulama,” kata Wakil Khatib Syuriah PBNU kepada ribuan jamaah istigotsah.
Dilanjutkan, “Besok di hari kiamat orang-orang akan digiring oleh para malaikat ke negeri akhirat dengan berombongan. Kita akan ikut rombongan yang mana? Sebab yang akan digiring berombongn itu bermacam-macam. Calon-calon ahli neraka juga berombongan. Ini persoalannya kita ikut rombongan yang mana?” tanyanya kepada hadirin.
“KH Hasjim Asya'ri dan KH Wahab Hasbullah membuat jamiyyah NU untuk membuat rombongannya. Sehingga dengan dibiasakan berombongan dan berkumpul seperti ini diharapkan kita dapat diikutkan dengan para kiai Ahlussunah Sunnah Wal Jama’ah. Dalam rombongan kiai dan para ulama yang dapat menunjukan jalan yang benar,” pesannya.
Sambil mengeluarkan joke-joke segar, KH Yahya Staquf Cholil menceritakan prosesi talqin jenazah yang dilakukan oleh seorang ketua ranting NU di Kabupaten Rembang Jawa Tengah.”Saat pelepasan jenazah, sang ketua ranting memberikan talqin,'hai mayit kalau ada pertanyaan malaikat siapa Tuhanmu? Nabi mu? Imam mu? jawablah rombongan. Kok begitu, ketua ranting NU itu dengan enteng menjawab, kita ikut rombongannya KH Hasyim Asya'ri. Kalau malaikatnya protes, tanya saja sama KH Hasyim Asya'ri , biar beliau yang menjelaskan,” kata ketua ranting NU dengan enteng. Sontak joke segar KH Yahya Staquf disambut derai tawa hadirin.
Pesan PBNU kepada jamiyyah NU di Kabupaten Banyumas, “Untuk semakin mantap ikut NU. Para ulama mencontohkan tahlil, istigotsah , tawasulan karena itu sesuai dengan ajaran Aswja,” katanya.
Kedua, NU sudah 88 tahun secara hitungan tahun Hijriah dan 85 tahun miladiyah (hitungan tahun Masehi). NU tidak pikun! NU tetap eling (ingat) di mana kiai-kiai mendirikan NU untuk berjuang merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Itu berarti para Kiai NU ikut mendirikan NKRI , Pancasila dan UUD 945.Bangsa Indonesia kalau ingin bersatu dari Sabang sampai Merauke harus menghargai perbedaan, sekalipun berbeda-beda tetap satu Indonesia,” tegasnya.
“Para ulama mengeluarkan resolusi Jihad adalah dalam rangka mempertahankan NKRI. Dalam sejarah, orang NU terkenal paling depan dalam mempertahankan NKRI. Ini dibuktikan dalam 10 Nopember Surabaya, menumpas DI/TII, PKI 1965. NU berdiri paling depan dalam mempertahankan NKRI. Ini perlu diperbincangkan karena banyak orang lupa dengan Indonesia.Orang berebut menjadi pejabat, pemimpin, banyak menjadi individualis dan bermental korup, karena tidak eling dengan Indonesia,” katanya mengingatkan.
“Kalau orang jadi pejabat, kalau eling dengan Indonesia, orang tidak akan korupsi. Dan orang NU tidak boleh lupa dengan Indonesia,” lanjutnya.
Yang ketiga, sambung Wakil Khatib Syuriah PBNU ini.”Dalam rapat pleno di Yogyakarta dan rapat-rapat PBNU. NU selalu mempertanyakna kembali kesetiaan kita dalam NKRI, Pancasila, UUD 45 dan berbhinek Tunggal Ika,” katanya.
“Maka dalam rangka ulang tahun ke 88 th NU ini, dengan mengambil tema menegakan kebhinekaan. PBNU tidak sependapat dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena HTI ingin mempersoalkan NKRI. NU tidak mau dengan Negara Islam Indonesia (NII), Sebab NI I merongrong NKRI. NU menolak FPI , FPI merongrong Bhineka Tunggal Ika,” tegas Wakil Ketua Khatib Syuriah PBNU.
Dilanjutkan, “NU ingin bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bersatu. Karennya kalau pemimpin-pemimpin lupa dengan Indonesia. Orang-orang NU siap mengingatkan para pemimpin. Ini tnggung jawab NU,” katanya.
PBNU dan PP Ansor NU membuat program bela negara bekerjasama dengan pihak-pihak pemerintah dan ABRI di seluruh Indonesia ini dalam rangka untuk membela NKRI,” lanjutnya.
“Kita ikut ulama Aswaja, insya Alloh. Allah SWT akan memberikan Barokah yang Agung kepada kita sebab kKita menjalankan agama ikut meniru dengan yang dicontohkan guru-guru kita dalam menjalankan agama.Dengan mengikuti tradisi NU, kita ikut dalam rangka menggapai surga Allah SWT. Dan dalam rangka mengisi kemerdekaan seperti yang dicita-citakan oleh Proklamasi RI,” katanya mengakhiri pengajian istigotsah.
Tepat pukul 24.00 dinihari acara ditutup doa oleh Habib Husein bin Salim dan jamaah bubar ke rumah masing-masing untuk semakin memantapkan ajaran Aswaja dan kebhinekaan dalam NKRI.(*)Aji Setiawan