Kamis, 05 Mei 2011
Ponpes Al Hikam Malang
Pesantren Berbasis Perpaduan Ilmu dan Islam Pesantren mahasiswa ini menjadi tempat perpaduan antara pengembangan keilmuan dan keislaman. Diharapkan para alumni menjadi kader umat dan asset bangsa
Berawal dari cita-cita untuk menyumbangkan sesuatu khususnya dalam hal peningkatan sumberdaya manusia, KH Hasyim Muzadi bersama beberapa rekan diantaranya : KH. Drs. Tolhah Hasan, Drs. Slamet Efendi Yusuf, Drs Muhammad Ja’far (almarhum) dan H Ubaidillah Fadhil beritikad untuk mendirikan pesantren khusus untuk para mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi di Kota Malang.
Dipilihnya santri mahasiswa sebagai peserta didik di pesantren ini berdasarkan pemikiran bahwa kelompok inilah (mahasiswa/ sarjana) yang kelak akan banyak memegang peranan penting di masyarakat, sementara di perguruan tinggi masing-masing tempat para mahasiswa menuntut ilmu porsi pembinaan spiritual dan karakter mental masih sangat kurang. Karenannya harus tersedia tempat untuk membina moral, membangun karakter dan memperkuat basis keilmuan sehingga kelak akan mampu berperan secara maksimal di dunia kerja dan masyarakat yang tetap disemangati dengan nilai-nilai Keislaman, kebudayaan dan ke Indonesiaan.
Akhirnya pada tanggal 3 Juli 1989 berdiri Yayasan Al Hikam Malang dengan akte notaris NO 47/ 1989. Kemudian Pesantren Mahasiswa Al Hikam sendiri secara resmi berdiri pada tanggal 17 Ramadlan 1413 H/ 21 Maret 1992. Berdirinya pesantren inipun berjalan sebagaimana sejarah panjang dari pesantren-pesantren. Yakni adanya seseorang dalam masyarakat yang dipandang mampu menjadi pengemban nilai-nilai keagamaan kemudian masyarakat tersebut menyebutnya Kyai. Adanya hubungan saling percaya dan saling menerima antara masyarakat dan Kyai, menyebabkan terjadinya interaksi di segala urusan diantaranya adalah adanya masyarakat yang belajar tentang ilmu agama dan berbagai kegiatan kemasyarakatan.
Sebagai tempat untuk belajar ilmu agama, menjalankan ritual ibadah dan menyelenggarakan kegiatan kemasyarakatan, maka dibangunlah Masjid. Sebelum berdiri masjid di Pesantren Mahasiswa Al Hikam terlebih dulu dibangunlah satu surau (Surau At Taubah) di kampung Janti (Cengger Ayam dalam) sebagai tempat beribadat masyarakat Janti. Kemudian mengingat perkembangan dari kegiatan keagamaan khususnya terkait dengan itikad untuk membangun pesantren mahasiswa maka dibangunlah Masjid Al Ghazali tepat di Jalan Cengger Ayam, yang kemudian berkembang menjadi Pesantren Mahasiswa Al Hikam.
Bermula dari taklim, berubah jadi pesantren. Itulah gambaran dari pesantren mahasiswa Al-Hikam yang didirikan oleh KH Hasyim Muzadi. Sosok Pesantren Al-Hikam tidak lepas dari peran dan kiprah KH Hasyim Muzadi di masyarakat, dimana ia menjadi tempat bertanya masyarakat. Awalnya ia mengampu sebuah majelis taklim kecil di sebuah musala At-Taubah, kampung Jati, Malang.
Lambat laun, jamaahnya terus bertambah banyak terutama juga dikuti oleh kalangan mahasiswa di Malang. Langkah dan peran dakwah dari KH Hasyim itu rupanya diperhatikan sekali oleh alah satu gurunya, yakni KH Anwar (PP An-Nur, Bululawang, Malang). Hingga suatu waktu, KH Anwar berkunjung ke tempat mengajar KH Hasyim Muzadi dan berkata,”Syim (demikian panggilan KH Hasyim Muzadi), anak-anak itu bakale dadi wong pinter. Sangunono bismillah. Bagianmu nglumpukke sampah.Syukur-syukur dadi rabukke masyarakat.”
Mendengar perintah dari gurunya itu, KH Hasyim Muzadi lalu mulailah merintis pembangunan pesantren. Rupanya nasehat pak KH Anwar itu cocok dengan latar belakang santri KH Hasyim Muzadi, dimana ia juga aktif di pergerakan mahasiswa. Sehingga ia sudah biasa bergerak dan mengelola pendidikan pesantren yang mayoritas diikuti oleh kalangan mahasiswa.
Pembangunan pesantren pun kemudian dimulai dan seluruh aktivitas pesantren yang terletak di Jl. Cengger Ayam No 25, Malang itu akhirnya diresmikan dan mulai beraktivitas pada 17 Ramadhan 1413 H (21 Maret 1992 M).
Pesantren Al-Hikam ini memang mengkhususkan diri pada kalangan mahasiswa, sehingga pesantren ini di kemudian hari dinamakan pesantren mahasiswa Al-Hikam. Pilihan mendirikan pesantren mahasiswa bukan tanpa alasan, sebab di kota Malang yang berhawa dingin itu terdapat beberapa kampus perguruan tinggi seperti Universitas Merdeka, Brawijaya, Akademi Bisnis dan Manajemen (ABS), Muhammadiyah dan lain-lain. “Selain itu, mahasiswa mempunyai peran yang strategis dalam kontek perubahan masyarakat dan dalam kontek perguruan tinggi, mereka kelak akan berada di tengah masyarakat,” kata Drs. H. Muhammad Nafi’, kepala pesantren mahasiswa Al-Hikam.
Pendidikan pesantren mahasiswa ini menggabungkan tradisi keilmuan dan keislaman. Prinsipnya, lanjut Drs. Muhammad Nafi’, Al-Hikam sebagai lembaga pendidikan Islam berikhtiar untuk menggabungkan dimensi positif perguruan tinggi dan pesantren. Sebuah perpaduan antara pengembangan keilmuan dan keislaman. Dua kepentingan ini mencoba digapai, yakni mewujudkan generasi yang mempunyai penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki kepribadian dan moralitas yang baik.
Untuk mewujudkan visi tersebut, KH Hasyim Muzadi kemudian menetapkan misi pesantren yakni mengembangkan pesantren sebagai tempat keilmuan maupun kelembagaan dan melakukan pencerahan kepada masyarakat. Usaha ini sebagai tindak lanjut dari pengembangan potensi intelektualitas mahasiswa sebagai kader umat dan asset bangsa dan menanamkan kepribadian.
Upaya ini dilakukan melalui kegiatan taklim, tarbiyah, ta’dib dan irsyad. “Memang core bisnis (kegiatan utama) itu masih pada pesantren mahasiswa. Pesantren tidak bisa tidak, harus mengikuti kebutuhan masyarakat. Makanya sekarang yang ada di pesantren tidak hanya pesantren mahasiswa saja, ada TPQ, majelis-majelis taklim mingguan dan bulanan, dan Ma’had Aly,” kata Drs. H. Muhammad Nafi’ lebih lanjut. Bahkan dari program manasik haji yang diselenggarakan oleh Al-Hikam, kini para alumni nya setelah menunaikan ibadah haji menghimpun diri dalam sebuah majelis taklim dan mengembangkan dakwah ditengah masyaraat.
Sistem pendidikan
Saat ini jumlah santri Al-Hikam berjumlah sekitar 200 santri. Jumlah santri yang masuk dibatasi hanya sekitar 40 santri, ini terkait dengan kapasitas asrama santri yang ada di pondok ini.Untuk menjadi santri di Al-Hikam, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah calon santri berasal dari mahasiswa S1 (non ekstensi) yang terdaftar di perguruan tinggi umum (fakultas non agama). Dengan ketentuan bagi program non eksak maksimal duduk di semester 3, program eksak maksimal di semester 5, dan D-3 semester 1. Pendaftaran santri baru dilaksanakan satu tahun sekali (Juni-Oktober) melalui proses seleksi administrasi, IQ, Interview, Bahasa Inggris dan kemampuan agama dasar.
Pesantren mahasiswa dalam menerapkan pendidikan bagi santri melalui tiga pendekatan, yakni: pengasuhan (meliputi displin ibadah, pembentukan akhlak dan semangat pengabdian pada masyarakat); pengajaran(meliputi kemampuan keahlian); pelatihan (meliputi pengembangan kemandirian hidup dan tata operasional pengabdian masyarakat). “Kita ingin bagaimana menyambungkan nilai-nilai agama itu mendapatkan pengaruh secara objektif dalam alur disiplin ilmu. Sebaliknya ilmu pengetahuan yang objektif itu mendapatkan kembali seignifikasi dan justifikasi dalam metafisika dan spiritual kembali. Jadi tidak sekuler itu,” lanjut Ustadz Nafi’.
Ini tantangan bagi umat Islam untuk mengembangankan khasanah keilmuan dan keislaman, lanjutnya. “Al-Hikam mencoba memilih jalan melakukan rintisan sekecil apa pun dan tidak banyak bicara. Karena membicarakan pendidikan tidak pernah sempurna. Apa yang kita lakukan itu long term (jangka panjang). Jadi masih perlu ikhtiar terus menerus,” katanya.
Sebagaimana kegiatan pesantren lainnya, di pesantren ini kegiatan dirosah dilakukan secara klasikal mulai pagi hari (selepas shalat subuh) jam 05.00-06.00 dan malam (selepas shalat magrib) dari jam 18.30-19.30.
Sedangkan kegiatan mingguan santri diantaranya, muhadhoroh(khitobah), diskusi ilmiah, pembacaan tahlil (istighotsah), olahraga dan lain-lain. Kegiatan bulanan santri diantaranya melakukan studi komparasi dalam bahasa Inggris, seminar tentang masalah-masalah aktual, pengajian umum tiap Ahad pertama tiap bulan. Sementara kegiatan tahunan pesantren adalah seminar nasional dalam dua bahasa (Inggris-Indonesia), studi komparasi (Rihlah Ilmiah), Latihan kepemimpinan dan Manajemen serta Praktek Kewirausahaan.
Untuk menunjang pendidikan, pesantren Al-Hikam telah mempunyai fasilitas yang memadai. Di dalam komplek pesantren tersedia minimarket, lapangan olah raga, lab bahasa, perpustakaan, auditorium, masjid dan asrama mahasiswa.
Beberapa unit kegiatan yang mendukung para Santri mahasiswa dalam proses transformasi dan aktualisasi diri, antara lain; Kelompok Kajian dan Penelitian Ilmiah, English Club, Kelompok Seni Budaya, Pengembangan bakat dan hobby.
Bermasyarakat
Pesantren Mahasiswa Al-Hikam merupakan bagian dari masyarakat, ia lahir dan dibesarkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, Pesantren Mahasiswa Al-Hikam selalu menjaga dan membina hubungan silaturrahim dengan masyarakat melalui kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan, baik yang terprogram maupun insidental.
Pesantren mahasiswa Al-Hikam secara berkala melakukan peningkatan dan pengembangan fasilitas yang dapat mendukung proses pendidikan dan peningkatan dan pengembangan prestasi akademik Santri mahasiswa. Seperti AISAL ( Al-Hikam Integrated Self Access Learning) merupakan salah satu program pendidikan di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam gabungan dari beberapa unit sumber informasi ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara mandiri oleh Santri mahasiswa (active learning.) Beberapa unit sumber informasi ilmu pengetahuan tersebut terdiri dari: Printed material, Digital material, Audio-visual material dan Virtual material.
Laboratorium Bahasa sebagai sarana pembinaan dan pengembangan ketrampilan bahasa Arab dan Inggris yang meliputi; speaking, listening, reading dan writing. Pesantren Mahasiswa Al-Hikam menekankan pembinaan pada bahasa Arab dan bahasa Inggris. Tujuan pembinaan dua bahasa ini adalah agar santri mahasiswa mampu memahami khazanah ilmu-ilmu Agama dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.Pembinaan bahasa dilakukan secara intensif di dalam kelas, laboratorium bahasa dan asrama.
Di pesantren ini juga terdapat fasilitas Olah-raga dan Seni di mana kegiatan ini bertujuan untuk merawat dan menjaga kesehatan jasmani para Santri mahasiswa, pihak Pesantren menyediakan beberapa fasilitas olah raga, antara lain;lapangan basket, lapangan futsal dan meja pingpong.
Sementara untuk bidang seni dan budaya kegiatan yanng ada di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam antara lain: hadrah, band santri mahasiswa, sanggar lukis dan kaligrafi serta fotografi.
Untuk sampai kepada tujuan pendidikan di Pesantren mahasiswa Al Hikam. Santri diberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan minat dan bakatnya di berbagai media aktivitas yang ada di pesantren Mahasiswa Al Hikam. Media-media aktivitas tersebut antara lain ; organisasi santri pesantren mahasiswa Al Hikam (OSPAM), KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Al Hikam, Taman pendidikan Al quran Al Hikam, Mini market Al Hikam dan Unit Teknologi Informasi (UTI).
Dengan berbagai aktivitas positif di dalam masing-masing unit tersebut santri yang aktif akan memiliki keterampilan dan pengetahuan praktis dalam : mengelola lembaga, mengenal, melayani orang lain dan lingkungan, menyusun program, pengalaman kepemimpinan, keterampilan teknis tertentu yang mungkin tidak didapat secara langsung dari kelas baik di kampus maupun di pesantren.
Aji Setiawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Assalamua'alaikum ustadz
Assalamu'alaikum ustadz
Assalamu'alikum ustadz, ada nomer yg biea saya hubungi? Saya mau bertanya ttg pesantren al hikam, syukron. Wassalamu'alaikum wr.wb
Posting Komentar