Sabtu, 30 Agustus 2014, 17:00 WIB
Oleh: Aji Setiawan --
Islam adalah dinun samhah, agama yang mengajarkan kesantunan, kelembutan, dan kesa baran dengan sesama makhluk Allah. Sifat yang baik mesti dilakukan kepada sesama manusia, sehingga akan terwujud hubungan harmonis dan toleransi da lam bermuamalah.
Rasulullah SAW memiliki sifat yang sangat pemaaf dan santun. Tapi, jika hak Allah SWT dilecehkan, beliau akan marah dan tampil meluruskan kedurhakaan itu dengan tegas, namun tetap bijaksana.Keutamaan sikap lemah lembut dan santun itu memiliki kedudukan di atas maqam akhlak lainnya.
Orang yang mempunyai sikap lemah lembut cenderung memperoleh kebajikan dan kebaikan, sedangkan orang yang temperamental dan berhati kasar cenderung memperoleh keburukan.
Suatu kali, ketika Rasulullah lewat di depan rumah seorang wanita yang sangat membenci, bahkan kerap meludahinya, wanita tersebut tak lagi meluda hinya. Bahkan, batang hidungnya saja tak keli- hatan. Nabi pun menjadi "kangen" akan air ludah si wanita tadi. Karena penasaran, Nabi lantas bertanya kepada seseorang, "Wahai Fulan, tahukah engkau, di mana kah wanita pemilik rumah ini yang setiap kali aku lewat selalu meludahiku?"
Orang yang ditanya menjadi heran, mengapa Nabi justru menanyakan wanita itu. Namun, si Fulan tak ambil peduli. Ia pun segera menjawab pertanyaan Nabi, `'Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad bahwa si wanita yang biasa melidahimu sudah beberapa hari terbaring sakit?"Mendengar jawaban itu, Nabi mengangguk-angguk, lantas melanjutkan perjalanan untuk ibadah di depan Ka'bah dan bermunajat kepada Allah Pemberi Rahmah. Sekembalinya dari ibadah, Nabi mampir menjenguk wanita tersebut. Ketika tahu bahwa Nabi, orang yang tiap hari dia ludahi, justru menjenguknya, si wanita menangis dalam hati.
"Duhai, betapa luhur budi manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjenguk kemari."Dengan menitikan air mata haru bahagia, si wanita bertanya, "Wahai Muhammad, mengapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?"Nabi menjawab, "Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku.
Jika engkau mengetahuinya, aku yakin, engkau tak akan lagi melakukannya."Mendengar ucapan bijak dari manusia utusan Allah SWT ini, si wanita menangis dalam hati. Dadanya sesak, tenggorokannya serasa tersekat. Setelah mengatur napas dan dapat bicara lepas, ia pun berkata, "Wahai Muhammad, mulai saat ini aku ber saksi untuk mengikuti agamamu." Lantas, si wanita mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Begitu indahnya Islam mengajarkan kewajiban ber buat baik dalam segala hal perbuatan. Inilah salah satu sifat kasih sayang Nabi SAW yang meru pakan cerminan ajaran Islam. Memudahkan urusan dan menjauhkan hal yang mengandung dosa dan cela.Rasulullah SAW juga mengajarkan tentang akhlak kelemahlembutan, kesabaran, dan kesantunan.
Beliau tidak menunjukkan marah sedikitpun dan tidak ada keinginan untuk menuntut balas pada hal- hal yang memancing dan memprovokasi kemarahan beliau. Inilah sifat dan akhlak Nabi Muhammad SAW yang mulia.
http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/14/08/30/nb48td-santun-dan-sabar
Islam adalah dinun samhah, agama yang mengajarkan kesantunan, kelembutan, dan kesa baran dengan sesama makhluk Allah. Sifat yang baik mesti dilakukan kepada sesama manusia, sehingga akan terwujud hubungan harmonis dan toleransi da lam bermuamalah.
Rasulullah SAW memiliki sifat yang sangat pemaaf dan santun. Tapi, jika hak Allah SWT dilecehkan, beliau akan marah dan tampil meluruskan kedurhakaan itu dengan tegas, namun tetap bijaksana.Keutamaan sikap lemah lembut dan santun itu memiliki kedudukan di atas maqam akhlak lainnya.
Orang yang mempunyai sikap lemah lembut cenderung memperoleh kebajikan dan kebaikan, sedangkan orang yang temperamental dan berhati kasar cenderung memperoleh keburukan.
Suatu kali, ketika Rasulullah lewat di depan rumah seorang wanita yang sangat membenci, bahkan kerap meludahinya, wanita tersebut tak lagi meluda hinya. Bahkan, batang hidungnya saja tak keli- hatan. Nabi pun menjadi "kangen" akan air ludah si wanita tadi. Karena penasaran, Nabi lantas bertanya kepada seseorang, "Wahai Fulan, tahukah engkau, di mana kah wanita pemilik rumah ini yang setiap kali aku lewat selalu meludahiku?"
Orang yang ditanya menjadi heran, mengapa Nabi justru menanyakan wanita itu. Namun, si Fulan tak ambil peduli. Ia pun segera menjawab pertanyaan Nabi, `'Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad bahwa si wanita yang biasa melidahimu sudah beberapa hari terbaring sakit?"Mendengar jawaban itu, Nabi mengangguk-angguk, lantas melanjutkan perjalanan untuk ibadah di depan Ka'bah dan bermunajat kepada Allah Pemberi Rahmah. Sekembalinya dari ibadah, Nabi mampir menjenguk wanita tersebut. Ketika tahu bahwa Nabi, orang yang tiap hari dia ludahi, justru menjenguknya, si wanita menangis dalam hati.
"Duhai, betapa luhur budi manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjenguk kemari."Dengan menitikan air mata haru bahagia, si wanita bertanya, "Wahai Muhammad, mengapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?"Nabi menjawab, "Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku.
Jika engkau mengetahuinya, aku yakin, engkau tak akan lagi melakukannya."Mendengar ucapan bijak dari manusia utusan Allah SWT ini, si wanita menangis dalam hati. Dadanya sesak, tenggorokannya serasa tersekat. Setelah mengatur napas dan dapat bicara lepas, ia pun berkata, "Wahai Muhammad, mulai saat ini aku ber saksi untuk mengikuti agamamu." Lantas, si wanita mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Begitu indahnya Islam mengajarkan kewajiban ber buat baik dalam segala hal perbuatan. Inilah salah satu sifat kasih sayang Nabi SAW yang meru pakan cerminan ajaran Islam. Memudahkan urusan dan menjauhkan hal yang mengandung dosa dan cela.Rasulullah SAW juga mengajarkan tentang akhlak kelemahlembutan, kesabaran, dan kesantunan.
Beliau tidak menunjukkan marah sedikitpun dan tidak ada keinginan untuk menuntut balas pada hal- hal yang memancing dan memprovokasi kemarahan beliau. Inilah sifat dan akhlak Nabi Muhammad SAW yang mulia.
http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/14/08/30/nb48td-santun-dan-sabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar