MT Raudlotul Qur’an, Desa Kutawis Kec Bukateja Kab Purbalingga
Pentingnya Berbakti Kepada Orang Tua
Bentuk Birrul Walidain tidak hanya dicukupkan dengan berdoa saja. Bentuk berbakti kepada orang tua yang baik adalah meneruskan apa-apa yang menjadi kesenangan orang tua dan diwaariskan kepada kita juga adalah bentuk Birul Walidain. Seperti meneruskan majlis taklim, silaturahmi dan amalan-amalah shaleh lainnya
Hari itu pengajian Ahad sore terbilang ramai. Ratusan jamaah ibu-ibu duduk bersila di dalam mushola untuk mendengarkan pengajian yang diadakan oleh Majelis Taklim Raudlotul Qur’an Dukuh Limbangan Desa Kutawis, Kecamatan Bukateja yang diasuh oleh Ustadz Ahmad Munfaseh. Kebetulan yang mengisi pengajian adalah Hj Nurtul Hidayah Supriyti, SH MSi dari Kab Purbalingga.
Acara dimalai dengan Shalat Asyar berjamaah yang berlanjut dengan pembacaan shalawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Begitu acara dimulai, langsung diadakan ijazah umum yakni doa Birrul Walidain kepada jamaah. Dalam kesempatan itu Hj Nurul mengajak jamaah untuk mengamalkan doa Birul Walidain. “Bentuk Birrul Walidain tidak hanya dicukupkan dengan berdoa saja. Bentuk berbakti kepada orang tua yang baik adalah meneruskan apa-apa yang menjadi kesenangan orang tua dan diwaariskan kepada kita juga adalah bentuk Birul Walidain. Seperti meneruskan majlis taklim, silaturahmi dan amalan-amalah sholeh lainnya. Sekalipun orang tua kita sudah tidak ada,” kata Hj Nurul Hidayah kepada Jamaah.
Dilanjutkan oleh Hj Nurul, bahwa melalui majlis taklim ini juga kita menjalin tali silaturahmi dalam rangka mempererat tali persatuan dan kesatuan umat Islam. “Sesungguhnya silaturahmi dan mencari ilmu itu wajib.”Ibu-ibu datang ke majlis taklim ini dalam rangka untuk mencari dan memperdalam ilmu agama Islam,’ terangnya.
Selain itu HJ Nurul Hidayah Supriyati, SH Msi dalam kesempatan itu memberikan tips sukses kepada jamaah anak-anak agar sukses belajar atau dalam mencari I\ilmu. “Sambil bersalaman dengan orang tua, jangan lupa mengucapkan Salam. Sebab dengan mengucapkan salam , Rahmat Allah SWT akan diturnkan kepada kita,” kata Hj Nurul.
Dalama kesempatan itu, Hj Nurul yang juga Aggota DPRD II dari FPPP Kab Purbalingga mengaku prihatin dengan kondisi kaum perempuan saat ini yang sangat jauh moralnya. “Karena itu saya mengajak keapda ibu-ibu untuk lebih mengawasi putra putrinya dalam kehidupan sehari-hari. Sekolahkan ke pondok pesantren, insya Alloh anak-anak kita ketika kembali ke masyarakat menjadi anak-anak yang shaleh shalihah dan dapat mendatangkan manfaat bagi orang banyak,” katanya.
Selain itu, Hj Nurul juga menyoroti kondisi moral kaum perempuan di Purbalingga saat ini sangat memprihatinkan. “Angka perceraian di Kabupaten Purbalingga saat ini terbilang tinggi, karena dasar agamanya tidak kuat. Di samping itu, kaum pekerja perempuan saat ini juga terkadang banyak mengabaikan shalat lima waktu. Karena apa? Bisa dibayangkan dalam sebuah pabrik yang jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu, tempat sarana ibadahnya kecil bahkan pabrik tidak menyediakan tempat ibadah. Sehingga awalnya mengabaikan shalat akhirnya imannya tidak kuat dan banyak kasus-kasus dan kaum perempuan mengalami krisis moral,” lanjut Hj Nurul Hidayah Supriyati kepada jamaah.
“Ini merupakan kufur nikmat dari kaum perempuan. Mestinya dengan bekerja keras membantu suami dan tetap menjalankan syariat itu merupakan bentuk sedekah kepada suami. Bentuk Sedekah lainnya, sebagai pengemban amanah membingkai keluarga yang sakinah adalah mendidik anak-anak kita yang shaleh dan shalehah.
Dalam kesempatan terakhir Hj Nurul, yang cucu KH Hisyam Abdul Karim (Mbah Hisyam), Ulama Karismatik dari Ponpes Kalijaran (Purbalingga) ini mengajak jamaah untuk memperbanyak amal-amal salehah karena berbagai fahilah di dalamnya.”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum kamu berkuasa (QS An-Nur: 55).
Acara pengajian ini berakhir jam 17.30 dan ditutup dengan doa. Dan jamaah menyiapkan diri untuk shalat magrib berjamaah.
Sudah 15 Tahun
Majlis taklimm ini banyak diikuti oleh jamaah ibu-ibu yang ada Desa Kutawis dan sekitarnya. “Memang pengajian taklim yang diadakan rutin tiap hari Ahad sore ini banyak diminati oleh jamaah karena bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan problema kaum ibu-ibu,” kata Ustadz Ahmad Munfaseh, pria kelahiran Purbalingga 17 Mei 1968 kepada alKisah.
Selain mengaji kitab, majlis ini juga ,mengundang pembicara -pembicara terkenal dari berbagai daerah. "Untuk membekali jamaah dari gempuran jaman yang semakin merosot moralnya saat ini," kata Bapak 3 anak ini lebih lanjut.
Berbekal ilmu yang sudah didapatnya dari Pondok Pesantren Roudlotul Arifin (Blater, Kec Kalimanah Kab Purbalingga) yang diasuh oleh KH Abdullah Rasyid dan Pondok Pesantren Al Islah desa karanggedang Kecamatan Bukateja yang diasuh KH Soderi. Ia sejak lima belas tahun yang lalu membuka sebuah majlis Taklim yang diberinama Raudlotul Qur’an. Majlis taklim ini beralamat di Dusun Limbangan Desa Kutawis RT 6 Rw 02 Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Awalnya hanya diikuti oleh puluhan santri yang belajar ilmu Al Qur’an. Lambat laun jama’ahnya semakin bertambah. Kini selepas shalat magrib berja’amah, diajarkan kitab-kitab menurut tingkatannya, bagi santri kecil baru diajarkan Kitab Turutan (semacam Iqra) berlanjut sampai pesolatan. Bagi yang sudah agak dewasa diajarkan kitab-kitab Imriti, Safinatun Najah, Fathul Qarib, Ta’lim Muta’alim dan Sulam Taufik. Sementara untuk yang rutinan tiap hari Ahad sore diajarkan Kitab Uqudu Lujain karya Imam Nawawi. Sementara jamaah semakin hari semakin bertambah, ia kini dibantu adik kandungnya sendiri yakni Ustadz Moh Syarif Ibrahim. (***)
Bentuk Birrul Walidain tidak hanya dicukupkan dengan berdoa saja. Bentuk berbakti kepada orang tua yang baik adalah meneruskan apa-apa yang menjadi kesenangan orang tua dan diwaariskan kepada kita juga adalah bentuk Birul Walidain. Seperti meneruskan majlis taklim, silaturahmi dan amalan-amalah shaleh lainnya
Hari itu pengajian Ahad sore terbilang ramai. Ratusan jamaah ibu-ibu duduk bersila di dalam mushola untuk mendengarkan pengajian yang diadakan oleh Majelis Taklim Raudlotul Qur’an Dukuh Limbangan Desa Kutawis, Kecamatan Bukateja yang diasuh oleh Ustadz Ahmad Munfaseh. Kebetulan yang mengisi pengajian adalah Hj Nurtul Hidayah Supriyti, SH MSi dari Kab Purbalingga.
Acara dimalai dengan Shalat Asyar berjamaah yang berlanjut dengan pembacaan shalawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Begitu acara dimulai, langsung diadakan ijazah umum yakni doa Birrul Walidain kepada jamaah. Dalam kesempatan itu Hj Nurul mengajak jamaah untuk mengamalkan doa Birul Walidain. “Bentuk Birrul Walidain tidak hanya dicukupkan dengan berdoa saja. Bentuk berbakti kepada orang tua yang baik adalah meneruskan apa-apa yang menjadi kesenangan orang tua dan diwaariskan kepada kita juga adalah bentuk Birul Walidain. Seperti meneruskan majlis taklim, silaturahmi dan amalan-amalah sholeh lainnya. Sekalipun orang tua kita sudah tidak ada,” kata Hj Nurul Hidayah kepada Jamaah.
Dilanjutkan oleh Hj Nurul, bahwa melalui majlis taklim ini juga kita menjalin tali silaturahmi dalam rangka mempererat tali persatuan dan kesatuan umat Islam. “Sesungguhnya silaturahmi dan mencari ilmu itu wajib.”Ibu-ibu datang ke majlis taklim ini dalam rangka untuk mencari dan memperdalam ilmu agama Islam,’ terangnya.
Selain itu HJ Nurul Hidayah Supriyati, SH Msi dalam kesempatan itu memberikan tips sukses kepada jamaah anak-anak agar sukses belajar atau dalam mencari I\ilmu. “Sambil bersalaman dengan orang tua, jangan lupa mengucapkan Salam. Sebab dengan mengucapkan salam , Rahmat Allah SWT akan diturnkan kepada kita,” kata Hj Nurul.
Dalama kesempatan itu, Hj Nurul yang juga Aggota DPRD II dari FPPP Kab Purbalingga mengaku prihatin dengan kondisi kaum perempuan saat ini yang sangat jauh moralnya. “Karena itu saya mengajak keapda ibu-ibu untuk lebih mengawasi putra putrinya dalam kehidupan sehari-hari. Sekolahkan ke pondok pesantren, insya Alloh anak-anak kita ketika kembali ke masyarakat menjadi anak-anak yang shaleh shalihah dan dapat mendatangkan manfaat bagi orang banyak,” katanya.
Selain itu, Hj Nurul juga menyoroti kondisi moral kaum perempuan di Purbalingga saat ini sangat memprihatinkan. “Angka perceraian di Kabupaten Purbalingga saat ini terbilang tinggi, karena dasar agamanya tidak kuat. Di samping itu, kaum pekerja perempuan saat ini juga terkadang banyak mengabaikan shalat lima waktu. Karena apa? Bisa dibayangkan dalam sebuah pabrik yang jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu, tempat sarana ibadahnya kecil bahkan pabrik tidak menyediakan tempat ibadah. Sehingga awalnya mengabaikan shalat akhirnya imannya tidak kuat dan banyak kasus-kasus dan kaum perempuan mengalami krisis moral,” lanjut Hj Nurul Hidayah Supriyati kepada jamaah.
“Ini merupakan kufur nikmat dari kaum perempuan. Mestinya dengan bekerja keras membantu suami dan tetap menjalankan syariat itu merupakan bentuk sedekah kepada suami. Bentuk Sedekah lainnya, sebagai pengemban amanah membingkai keluarga yang sakinah adalah mendidik anak-anak kita yang shaleh dan shalehah.
Dalam kesempatan terakhir Hj Nurul, yang cucu KH Hisyam Abdul Karim (Mbah Hisyam), Ulama Karismatik dari Ponpes Kalijaran (Purbalingga) ini mengajak jamaah untuk memperbanyak amal-amal salehah karena berbagai fahilah di dalamnya.”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum kamu berkuasa (QS An-Nur: 55).
Acara pengajian ini berakhir jam 17.30 dan ditutup dengan doa. Dan jamaah menyiapkan diri untuk shalat magrib berjamaah.
Sudah 15 Tahun
Majlis taklimm ini banyak diikuti oleh jamaah ibu-ibu yang ada Desa Kutawis dan sekitarnya. “Memang pengajian taklim yang diadakan rutin tiap hari Ahad sore ini banyak diminati oleh jamaah karena bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan problema kaum ibu-ibu,” kata Ustadz Ahmad Munfaseh, pria kelahiran Purbalingga 17 Mei 1968 kepada alKisah.
Selain mengaji kitab, majlis ini juga ,mengundang pembicara -pembicara terkenal dari berbagai daerah. "Untuk membekali jamaah dari gempuran jaman yang semakin merosot moralnya saat ini," kata Bapak 3 anak ini lebih lanjut.
Berbekal ilmu yang sudah didapatnya dari Pondok Pesantren Roudlotul Arifin (Blater, Kec Kalimanah Kab Purbalingga) yang diasuh oleh KH Abdullah Rasyid dan Pondok Pesantren Al Islah desa karanggedang Kecamatan Bukateja yang diasuh KH Soderi. Ia sejak lima belas tahun yang lalu membuka sebuah majlis Taklim yang diberinama Raudlotul Qur’an. Majlis taklim ini beralamat di Dusun Limbangan Desa Kutawis RT 6 Rw 02 Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Awalnya hanya diikuti oleh puluhan santri yang belajar ilmu Al Qur’an. Lambat laun jama’ahnya semakin bertambah. Kini selepas shalat magrib berja’amah, diajarkan kitab-kitab menurut tingkatannya, bagi santri kecil baru diajarkan Kitab Turutan (semacam Iqra) berlanjut sampai pesolatan. Bagi yang sudah agak dewasa diajarkan kitab-kitab Imriti, Safinatun Najah, Fathul Qarib, Ta’lim Muta’alim dan Sulam Taufik. Sementara untuk yang rutinan tiap hari Ahad sore diajarkan Kitab Uqudu Lujain karya Imam Nawawi. Sementara jamaah semakin hari semakin bertambah, ia kini dibantu adik kandungnya sendiri yakni Ustadz Moh Syarif Ibrahim. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar