Minggu, 01 April 2012
Banyumas Bersholawat, hari jadi Kab Banyumas ke 430
Banyumas Bersholawat
Mengawali kegiatan Hari Jadi Kabupaten Banyumas yang ke 430, puluhan ribu umat Islam memadati alun-alun Purwokerto, Sabtu malam (31/03) menghadiri acara ‘Banyumas Bershalawat’ bersama Habib Syekh Abdulkadir Assegaf dari Solo. Dengan pakaian serba putih umat Islam yang datang dari berbagai kecamatan di Banyumas, bahkan banyak yang datang dari luar kota, larut dalam senandung sholawat yang dibawakan Kelompok Hadrah dan Shalawat “Ahbabul Musthofa”.
Alun-alun yang di Sabtu malam biasanya dipadati oleh masyarakat yang bermalam mingguan dengan duduk-duduk dan bermain bersama anak-anak, juga tempat nongkrong anak muda remaja, kali ini berubah menjadi lautan manusia dengan pakaian serba putih yang menghiasi Purwokerto dengan senandung sholawat sebagai tanda cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW, dan wujud tanda syukur ulang tahun Banyumas yang ke 430. Semangat bershalawat ditunjukkan dengan kibaran bendera kelompok/majelis sholawat.
Karena alun-alun tidak memuat semua yang hadir, sebagian duduk di jalan-jalan di sekitar seperti Jl Masjid dan di badan jalan Jend Sudirman. Sekalipun massa berdesak-desakan, namun suasana tertib. Kepadatan manusia ini menjadi berkah tersendiri bagi pedagang kaki lima yang ikut mengais rezeki di event akbar sholawatan ini. Mereka menggelar dagangan dari mulai pernak-pernik muslim seperti kopyah, vcd sholawat, pakaian muslim, gambar-/poster habaib, dan tentu saja pedagang makanan/minuman.
Acara dibuka dengan sambutan Bupati Banyumas, Drs H Marjoko, MM dan Kapolres Banyumas, Dwiyono, Sik, MSi. Acara berlanjut dengan pembacan Simthud Duror karya Habib Ali bin Muhammad Husein Al Habsyi.
Lepas itu acara berlanjut dengan tausyiah utama. Habib Syech menyampaikan pentingnya mendidik anak-anak muda sekarang untuk banyak membaca shalawat dan mendekatkan mereka dengan ulama. “Dekatkan anak-anak muda dengan berkumpul dengan ulama, kyai , habaib sebab mereka yang akan mendekatkan cinta kita kepada Rasulullah SAW,” kata Habib kelahiran Solo ini.
Selain itu itu Habib Syech juga menyampaikan bahwa umat Islam adalah kuntum khairu ummat ( umat yang terbaik). Oleh karena itu Habib Syech mengajak jamaah untuk menunjukan akhlaq yang terbaik sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Acara berakhir tepat pukul 12.00 dini hari dan ditutup dengan doa oleh Habib Syech.
Syekh Abdulkadir Assegaf adalah salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm. Al-Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf (tokoh alim dan imam Masjid Jami’ Assegaf di Pasar Kliwon Solo). Berawal dari pendidikan yang diberikan oleh guru besarnya yang sekaligus ayahnya, Habib Syekh mendalami ajaran agama dan akhlak leluhurnya.
Syekh Abdulkadir juga memperoleh pendidikan dari paman beliau Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf yang datang dari Hadramaout. Habib Syekh juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan perhatian dari Alm. Al-Imam, Al-Arifbillah, Habib Muhammad Anis bin Alwiy al Habsyi (Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom Al-Habsyi). Berkat segala bimbingan, nasehat, serta kesabaranya, Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf menapaki hari untuk senantiasa melakukan syiar cinta Rosul yang diawali dari Kota Solo.
Waktu demi waktu berjalan mengiringi syiar cinta Rosullnya, tanpa di sadari banyak umat yang tertarik dan mengikuti majelisnya, hingga saat ini telah ada ribuan jama’ah yang tergabung dalam Ahbabul Musthofa. Mereka mengikuti dan mendalami tetang pentingnya Cinta kepada Rosul SAW dalam kehidupan ini.
Ahbabul Musthofa, adalah salah satu dari beberapa majelis yang ada untuk mempermudah umat dalam memahami dan mentauladani Rosull SAW, berdiri sekitar Tahun1998 di kota Solo, tepatnya Kampung Mertodranan, berawal dari majelis Rotibul Haddad dan Burdah serta maulid Simthut Duror Habib Syekh bin Abdulkadir Assegaf memulai langkahnya untuk mengajak ummat dan dirinya dalam membesarkan rasa cinta kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW . Kegiatan pengajian rutin dan zikir serta sholawat berkembang di berbagai kota seperti Sragen, Kudus, Jepara, Jogja, Solo dan mulai merambah ke kota-kota Purwokerto, Banjarnegara dan banyak kota lainnya dalam majelis-majelis zikir dan sholawat.
(***) Aji Setiawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar