Nabi Muhammad SAW
dalam berdakwah, lanjut KH Musthofa, mengemban dua rahmat di dunia yakni sebagai habibullah, kekasih Allah SWT
(fungsi vertikal) dan rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta (fungsi horisontal)
Bada Shalat Isya, halaman dan jalan raya di sekitar Majlis Taklim Habib Ali
Umar Al Qitban Desa Kedungjati Kec Bukateja Kab Purbalingga sudah penuh sesak
oleh jamaah berpakaian
serba putih yang hadir dari berbagai pelosok Kab Purbalingga dan
sekitarnya. Bagi jamaah yang tidak dapat tempat duduk di area panggung besar
yang berukuran 30X40 meter, bisa menempati di sekitar rumah atau dijalan raya
kedungjati-Bukateja dengan beralaskan karpet yang sudah disediakan oleh
panitia.
Jamaah datang dari berbagai tempat kemudian menyimak pembacaan Maulid
Simthud Durar yang dipimpin oleh Habib Agil Al
Qutban. Kebetulan Majlis Taklim Riyadus Shalihin dan Jammaah Maulid Simthud Durar Lintas Daerah (Jamrud Lider) memperingati
Maulid Nabi Muhammad SAW pada 4 Januari 2014 atau bertepatan dengan 3 Rabiul Awal
1435 H halaman rumah Bapak Hidayat yang berada di Area Kompleks Pondok Pesantren Nurul Qur’an Desa Bukateja
Kec Bukateja.
Selepas pembacaan maulid Simthud Durar yang dibaca secara berantai oleh
para para dan kyai.
Disela-sela pembacaan maulid Simthud Durar,
beberapa Munsyid melantunkan tembang-tembang kasidah shalawat yang diringi
tabuhan rancak rebana Jamrud Lider. Lepas pembacaan
kalam illahy oleh ustadz Taufiq, acara berlanjut dengan sambutan oleh Bupati
Purbalingga, Drs H. Sukento Ridho Marhaendrianto, MM. Dalam kesempatan itu,
Bupati Purbalingga memberikan apresiasi atas terselenggaranya Maulid Nabi
Muhammad SAW. “Acara seperti ini sangat dibutuhkan, seperti melanjutkan program
para pendahulu saya,yakni mewujudkan masyarakat Purbalingga yang Berakhlakul
Karimah.”
Dalam kesempatan itu, Bupati Purbalingga juga menyampaikan visi Purbalingga
Emas yakni, Ekonomi maju, Manajemen pemerintahan baik, Aman dan Sejahtera
masyarakatnya. Tidak lupa juga, Bapak Bupati berpesan kepada jamaah untuk
mencintai produk-produk Purbalingga, “Supaya masyarakatnya makmur dari diri
kita sendiri. Mari kita cintai produk Purbalingga dan Tahun 2014 ini saya
canangkan Produk Lokal Purbalingga,” pesannya.
Habib Ali bin Umar Al Quthban, selaku pimpinan Majlis Taklim Riyadus
Shalihin dan
Pembina Jamrud Lider mengucapkankan terimakasih atas
bantuan banyak pihak sehingga terlaksana kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan
dalam kesempatan itu juga Habib Ali mengumumkan,”Agenda Jamrud Lider yang akan datang akan berlangsung 70 hari ke depan (dua selapanan ) di Lapangan Kecamatan
Purwonegoro Kab Banjarnegara,” kata Wakil Ketua Majlis Syuriah Nahdlatul Ulama
MWC NU Kec Bukateja Ka Purbalingga ini mengakhiri sambutan.
Acara yang ditunggu-tunggu oleh jamaah yakni ceramah tunggal oleh KH
Musthofa ‘Aqil
Siradj, Pengasuh
Pondok Pesantren Al Gadir, Kempek, Kab Cirebon, Jawa Barat. “Kenapa
maulid Nabi SAW
selalu diperingati di mana-mana?” tanya KH Musthofa ‘Aqil kepada jamaah.
Karena Nabi Muhammad SAW sukes dalam berdakwah. Selama 23 tahun,Kanjeng
Nabi Muhammad SAW mengemban risalah menyebarkan Islam ke seluruh dunia.
“Padahal kanjeng, Nabi sendirian, tidak
punya tim sukses, baliho. Tapi beliau sukses berdakwah,” kata Musthofa
Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah, lanjut KH Musthofa,
mengemban dua rahmat di dunia yakni sebagai habibullah, kekasih Allah SWT (fungsi vertikal) dan rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta
(fungsi horisontal). Bukti Nabi sebagai
kekasih Allah SWT. Allah SWT mempunyai Al Qur’an. Orang yang bisa menjelaskan
isi Al Qur’an adalah Nabi Muhammad SAW. “Orang yang bisa menjelaskan Al Qur’an
adalah orang yang mengerti keinginan dan kehendak Allah SWT lanjut KH Musthofa.
“Dan kami turunkan kepadamu Al Kitab
uintuk menjelaskan dan petunjudk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (QS An
Nahl:89),” kata KH Musthofa.
Kedudukan Nabi Muhammad SAW sangat dekat di sisi Allah SWT dibuktikan
dengan penyebutan Nabi bergandengan asma Allah SWT. Banyak sekali, disebutkan
dalam Al Qur’an.
“Bagi kita yang ingin kenal dan dekat dengan kanjeng Nabi SAW dengan
shalawat, lanjutnya. KH Musthofa ‘Aqil lalu menjelaskan banyak sekali keistimewaan shalawat
kepada sekitar 5000 jammah yang had ir.
Dalam kesempatan itu juga KH Musthofa Aqil mengajak
jamaah untuk meneladani akhlak kanjeng Nabi Muhammad SAW. “Nabi Muhammad SAW
tidak saja sayang kepada manusia namun juga kepada hewan. Ini sebagai bukti,
beliau sebagai rahmatan lil alamin,
rahmat bagi alam semesta.
Lalu, KH
Musthofa ‘Aqil mengisahkan seekor Kijang yang ditangkap oleh seorang pemuda.
Seorang laki-laki tengah lewat di sisi Nabi Muhammad SAW dengan membawa seekor
kijang hasil tangkapannya. Lalu Allah SWT yang berkuasa atas semua makhluk-Nya,
telah menjadikan kijang itu berbicara kepada Nabi Muhammad SAW. Selepas Kijang
itu mengucapkan salam, lalu sang kijang melanjutkan percakapannya.
“Wahai Pesuruh
Allah, sesungguhnya aku mempunyai beberapa anak yang masih menyusu, dan
sekarang aku sudah ditangkap sedangkan anak-anakku kelaparan,” kata kijang itu
meminta belas kasihan.
Rasulullah SAW
yang mampu mengerti bahasa kijang itu lantas berdialog dengan si kijang.
“Apakah yang engkau harapkan dariku?” tanya Rasulullah SAW.
“Tolong
perintahkan orang ini melepaskan aku supaya aku dapat menyusukan anak-anakku
dan sesudah itu aku akan kembali kemari,” janji kijang itu dengan sangat
memohon.
"Bagaimana
kalau engkau tidak kembali lagi ke sini?" tutur Rasululah SAW.
“Kalau aku tidak
kembali kemari, nanti Allah SWT akan melaknatku sebagaimana ia melaknat orang
yang tidak mengucapkan shalawat bagi engkau apabila disebut nama engkau di
sisinya,” janji kijang itu.
Lalu Nabi
Muhammad SAW pun bersabda kepada orang itu untuk melepaskan kijang itu buat
sementara waktu.
“Wahai pemuda,
lepaskanlah kijang ini, dan aku akan menjadi penjaminnya,” kata Rasululah SAW.
Atas perintah
Rasulullah SAW, pemuda itu pun akhirnya melepaskan kijang itu. Beberapa lama
kemudian kijang itu benar-benar kembali. Rasulullah Saw menambatkan kembali
seperti semula. Tidak lama setelah itu, si pemburu bangun dari tidurnya.
Melihat Rasulullah Saw berada di dekatnya si pemburu bertanya, “Ada perlu apa
Anda datang kemari?”
Beliau menjawab,
“Ku minta engkau mau melepaskan kijang ini.”
Tanpa banyak
berpikir lagi si pemburu memenuhi permintaan Rasulullah Saw. Setelah di lepas
oleh si pemburu, kijang itu lari kencang meloncat-loncat kegirangan di padang
pasir sambil terus berkata,”Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan
Anda adalah utusan Allah.”
“Demikianlah
betapa kasih sayang Rasulullah SAW kepada sang Kijang menunjukan bahwa beliau
sayang kepada hewan, apalagi kepada manusia. Sungguh Rasulullah SAW memberikan
rahmat kepada alam semesta dan isinya,” terang KH Musthofa ‘Aqil yang juga
adalah menantu KH Maemoen Zubair , Sarang Rembang ini kepada jamaah mengakhiri
pengajian Maulid SAW.
Selepas ditutup dengan doa oleh Al Habib Ali bin Umar Al Quthban
sekitar pukul 24.00.(***)
Aji Setiawan, Purbalingga
Honorarium harap ditransfer ke :
a/n Aji Setiawan, Rekening: BANK MANDIRI no: 139-00-1091517-5
Caption:
1.
Lead
2.
KH Musthofa ‘Aqil Siradj. Sebagai Habibullah dan
Rahmatan Lil ‘Alamin
3.
Jamrud Lider. Mengiringi pembacaan Simthud Durar
4.
Jamaah pengajian. Mengharap berkah Maulid
5.
Jamaah perempuan. Memenuhi panggung pengajian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar