Pondok
Pesantren Darul Abror, Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja Kabupaten
Purbalingga Jawa Tengah menjelang akhir tahun pelajaran
2012-2013/1433-1434 pada hari Sabtu, 6 Sya’ban 1434 H yang
bertepatan dengan mengadakan 15 Juni 2013 M menggelar akhirussanah
lil ikhtitam Kitab Ihya Ulumiddin yang ke 5 dan dan harlah Pondok
Pesantren Darul Abror yang ke 22. Acara yang berlangsung sangat
meriah ini dibuka dengan penampilan santri putra dan putri Darul
Abror mulai dari tingkat Madrasah sampai Tsanawiyah.
Tepat
pukul 20.00 acara dibuka dengan kalam ilahy oleh Ustad Ahmad Muhaji
Muhson dan berlanjut dengan sambutan oleh KH Abror Musodiq, pengasuh
Ponpes Darul Abror. “Alhamdulillah Pondok Pesantren sudah
menghatamkan kitab Ihya Ulumididn, ini merupakan kitab yang merupakan
wasiat dari guru saya.
“Alhamdulillah,
Ponpes sanggup mengembangkan pendidikannya formal. Dahulu ponpes
hanya menyeenggarakan pondok salafiyah. Salafy dan salafiyah itu
beda. Ponpes salafy itu dirintis oleh para ulama sepuh seperti yang
dirintis oleh para wali songo. Setiap manusia , setelah kita berfikir
diajak oleh teman-teman tapi kenapa berdebu-debu. Setelah saya
melihat, mana bisa MI dan kita gembleng bisa bersaing dengan lulusan
pendidikan formal. Memang setelah kita amati, wali murid atau wali
santri tertarik, sehingga mondok di ponpes Darur Abror. Dari pada
dititipkan di SMP dan SMA. Alhamdulillah sekarang Ponpes Darul Abror
sudah mendirikan MTS. Setelah itu, kita mendirikan STM.Insya Alloh,
Pondok Pesantren Darul Abror ini santrinya dari luar daerah. Saya
senang, setelah ada madrasah bisa saya berpromosi MTS-MTS yang ada di
kecamatan Bukateja.
Alhamdulillah,
saya mendirikan STM sekarang muridnya sudah mulai banyak, target
pengurus dan yayasan tahun ini gedung baru akan selesai. Alhamdulilah
hari ini kita resmikan Gedung Ponpes Baru, mudah-mudahan setelah
diresmikan oleh Kakanwil Depag Jawa Tengah, Ponpes Darul Abror
semakin maju dan berkembang.
Ketika
saya belajar di Pesantren, Mbah Kyai Muhtar Syafaat Abdul Gofur
sering kali, kamu harus mencintai dari beberapa ilmu. Jangan hanya
hidup dari satu ilmu saja. Kalau bisa hanya mencangkul, kemana saja
nanti hanya mencangkul. Tapi insyaalloh dengan bekal yang ada ada
program unggulan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris bisa menjadi bekal
bagi santri-santri di kemudian hari.
"Intinya
Darul Abror sudah menyelenggarakan pndidikan formal. Sekarang harus
menyesuaikan dengan prkembangkan situasi jaman.,Saya punya punya guru
Kyai Mualim, kita harus berfikir London berjiwa Masjidil Haram,”
kata KH Abror Musodiq, yang juga dalah A'wan Syuriah NU Kabupaten
Purbalingga Jawa Tengah.
Tausyiah
kedua oleh Kakanwil Departemen Agama Jawa Tengah, H. Khaeruddin , MA.
Dalam sambutannya , Kakanwil menyatakan kalau hari ini adalah hari
yang sangat berbahagia karena bisa dipertemukan denga teman-teman
lama. “Saya malam hari ini saya sangat berbahagia, ibaratnya saya
kampung. Saya hampir 18 tahun di Purbalingga ini. Karena saya juga
pernah mengajar di MAN Purbalingga.
“Nikmat
itu artinya ketemu. Pertanyaannya ketemu dengan siapa? Apa? Hobbynya?
Itulah nikmat. Saya merasa berbahagia sekali. Nikmat pada hari ini,
kita masuk ke surga dengan berbondong-bndong, bersama sama dengan
para ulama, umaro dan kyai-kayai yang kita cintai. Nabi Yusuf doanya
cuma dua; Tawaffani musliman, matikanlah dalam keadaan muslim.
Wa al-khiqni bis sholihin , Dan golongankanlah saya dengan
orang-orang yang shaleh.”
Dilanjutkan
oleh H. Khairuddin, kehadiran kita ini kita masuk dalam sorga dalam
keadaan berbondong-bondong. “Saya baru 6 bulan dilantik jadi
Kakanwil Jawa Tengah. Alhamdulillah, Purbalingga selalu saya
dahulukan. Kementrian agama punya visi dan misi , meningkatkan
terwujudnya masyarakat yang taat beragama. Taat beragama itu besar,
Pak. Sekaligus hanya diterapkan di kementrian agama itu tidak
mungkin.Tanpa ada nya kerja sama denagan tokoh masyarakat dan agama
di Jawa Tengah. Indikator untuk mewujudkan masyarakat yang taat
beragama.”
“Alhamdulillah
jamaah haji, kalau mendaftar sekarang, tahun 2025 baru bisa
berangkat. Jamaah haji di Indonesia ada 1, 25 juta orang. Tahun ini
Jawa Tengah ada 250 ribu jamaah. Tapi karena ada pemotongan kuota
dari Arab Saudi, jumlah nya pada kisaran 230 ribu jamaah. dalam
rangka keselamatan dan kenyamanan jamaah haji karena ada rehabilitasi
masjid. Karena itu, mohon maaf sekali, karena ada kebijakan yang
diberikan oleh Raja Arab memang cuma segitu. Kedua, sekarang
alhamdulillah, tidak hanya pendidikan formal, pendidikan non formal
di pesantren. Kelulusan tingkat Madrasah, 99,9 %, Madrasah
Tsanawiyah, 99,8%. Kalau dahulu MTS itu singkatan dari Madrasah
Tengah Sawah. Orang dahulu menyekolahkan anaknya ke MTS kalau sudah
tidak bisa diterima di mana-mana. Sekarang tidak.
“Pendidikan
Salafiyah, sekarang sudah menyelenggarakan pendidikan formal mulai
dari madrasah, tsanawiyah sampai aliyah.”
Dilanjutkan
oleh Kakanwil Depag Jawa Tengah, Rasulullah SAW mengajarkan anaknya
agar berenang.’didiklah anak-anakmu berenang’. “Apa artinya
berenang? Sebenarnya hadist ini tidak hanya secara harfiyah artinya
berenang saja. Falsafahnya kalau kita tarik dalam kehidupan sekarang
ini adalah kita, anak-anak kita, termasuk kita ini hidup bagaikan
mengarungi lautan.Di mana kita banyak tantangan, godaaan baik di
kanan kiri kita. Kalau kita tidak punya ilmu, maka kita akan
tenggelam.
Kalau
dulu, saya belajar bahasa Inggris saya belajar bahasa Inggris saya
miris-miris, sama kiyainya dilarang. ‘Itu pelajaran
orang-orang kafir katanya. Tapi sekarang sebaliknya, Bahasa Inggris
dan Bahasa Arab merupakan kebutuhan kita. Rasulullah SAW
bersabda,”Saya cinta Arab karena tiga; saya bangsa Arab, Al Qur’an
bahasa Arab dan komunikasi di Surga dengan bahasa Arab.” Ini
menandakan pentingnya bahasa Arab.
Saya
teringat pidatonya KH Fuad Hasyim (alm), ”Kamu harus melayani
ulama. Karena ulama, kiriknya (asu, anjing) nya ulama masuk ke
dalam surga , apalagi muridnya (seperti dikisahkan dalam Ashabul
Kahfi). Artinya, para ulama punya program ini kita bantu dan kita
dukung. Kiyai itu cirinya punya bakiyak, bakho wa yakin. Yang
kedua, kiai selalu memakai Kopiyah. Walaupun ia pintar, tapi
tawadduk, bukan tahu warna duwit. Istiqomah, ikatan suami
takut istri di rumah, bukan itu...
Jawa
Tengah termasuk wilayah yang kondulsif, alhamdulillah aman. Dari
pergesekan antar umat beragama . Kalau Jakarta sampai 25 %, Jawa
Barat 20 %, Jawa Tengah cuma 14%.
“Alhamdulillah
sekarang, kualitas umat beragama dan kualitas antar umat beragama
semakin meningkat. Kerukunan antar umat beragama, bangunan tempat
ibadah semakin banyak dan orang-orang memakai jilbab juga sudah
banyak,” kata H. Khairuddin, MA.
Sekitar
pukul 22.00 KH Fadlul Mubarok dari Jakarta sebagai penceramah utama
tampil dengan berapi-api menyampaikan pentingnya belajar kitab Ihya
Ulumiddin.”Pengajian Ihya Ulumiddin itu merupakan investasi modal
mental. Di adakan Ihya Ulumiddin agar supaya mentalnya kuat.Setelah
mental, rohani, agama nya kuat maka persatuan dan negaranya ikut
kuat!”
Tepat
pukul 24.00 acara ditutup dengan doa dan jamaah pengajian dihbur
dengan hadrah dan sholawat al Muhiddin, dari santri-santri Ponpes
Darul Abror.(Aji Setiawan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar