Sabtu, 18 Februari 2012
Maulid Cipawon Bukateja Purbalingga
Album Maulid
Meneladani Rasulullah SAW
Nabi SAW adalah manusia utama yang mulia yang menjadi suri taudalan kita sehari-hari.
Sabtu, 18 Februari 2012 bertepatan 25 Rabiul Awal1433 H Sepanjang Jalan Ponpes Darussalam, Dukuh Desa Cipawon Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah telah penuh sesak oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Panggung berukuran 7 x 30 meter tak sanggup lagi menampung jamaah yang hadir
Sembari menunggu para pembicara hadir, jamaah dihibur oleh Kelompok Hadrah dan Shalawat “Nurul Abshar” dari murid-murid Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif II NU Cipawon, Kecamatan Bukateja.
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai tepat pukul 20.00 dengan pembacaaan Maulid Barjanji oleh siswa-siswa MI Maarif NU 02 Cipawon dan berlanjut dengan pembacaan kalam illlahi oleh Ustadz Ali Wahyudin. Acara kemudian berlanjut dengan sambutan dari ketua pelaksana Ustadz Syukron, dan Bapak Sukoyo mewakili bapak Kepala Desa Cipawon.
Kembali sambil menunggu pembicara utama, jamaah dihibur oleh Kelompok Hadrah dan Shalawat Al Barokah dari Desa Kranggan Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Tepat pukul 21.00 KH Kharis Budino sebagai satu-satunya pembicara malam itu menyampaikan maudizah hasanah tentang pentingnya memperingati hari kelahiran (maulid) nabi Muhammad SAW karena Nabi SAW adalah manusia utama yang mulia yang menjadi suri taudalan kita sehari-hari. Dan Nabi Muhammad SAW diturunkan ke muka bumi sebagai Nabi pembawa Rahmat bagi umat manusia, ”Dalam al Qur’an QS Al Anbiya : 107 di tegaskan,’Dan tidaklah Kami utus engkau (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam’,” papar KH Kharis Budiono.
“Di hari kiamat, saat perhitungan hisab, hanya Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang kita harap syaf’aatnya untuk menaungi kita sehingga kit5a masuk surga semua,” kata KH Kharis Budiono.
Kyai yang sedikit nyentrik ini membawa seperangkat karawitan, sinden dan wayang sebagai sarana dakwah dengan melantunkan tembang-tembang shalwatan ala campursari Banyumasan, sehingga jama’ah betah di tempatnya tidak beranjak sampai acara larut.
“Sekarang jaman sudah jaman edan bahkan lebih dahsyat jaman jahiliyah. Syetan-syetan berkeliaran banyak menggoda manusia untuk menjauhi jalan Allah SWT,” kata Kharis.
“Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah untuk merubah masyarakat yang saat itu benar-benar jahiliyah. Dimana patung, manusia, raja disembah selayaknya Tuhan. Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia,” lanjutnya. Sekitar pukul 12.00 malam, acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh KH Kharis Budiono.(***) Aji Setiawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
lanjutkaann
lanjutkann
lanjutkaann
Posting Komentar