Secangkir Kopi di Ujung
Sore
.
“Bang, ini majalah apa, kok warnanya norak? Isinya
apa?”
“Allah
segitu saja kok repot kataku,” singkat pada kurun tahun 1998-an.
Apalagi koran Jakarta ada warna dominan tidak menyejukan
, menyala dan mencolok mata tajam, kesannya berani dan galak, tapi isinya
ternyata pengumuman semua.
“Ha-..ni
pertama kali aku nulis di majalah BIAS, terbitan kampus fakultas teknik
Industri UII. Isinya biasa saja, pluralisme parpol.” Kataku lagi. “Eh, saya
kirim se Indonesia, sampeyan sudah pernah baca belum?”
“Kenapa
harus plural? Tiga parpol saja cukup?”
“Lah, opo lagi ngebet, masak di tahan? syahwat politik, masa ditahan..puasa iso? Ya
kalau ndak bisa di alas saja..
(Reformasi masa memakan bapaknya?
Memakan moyangnya? Menyesal??? Memang “cek kosong” kekuasaan ini. Siapa yang
kuat, ia akan menang, sebagaimana hukum rimba.)
Agar
kuat, maka harus terorganisir, punya pemikiran (visi dan misi) serta modal.
Perampok dan pencopet juga terorganisir. Ada
filmnya..bagus banget tuh...Aku rak apal judule...
Lepas tahun 2000-an, kran demokrasi
dibuka, banjir kebebasan penuh euforia, kemerdekaan pers dijamin, kemerdekaan
berpendapat dilindugi undang-undang, termasuk kemerdekaan perpolitik. Parpol tumbuh subur, bak cendawan
di musim hujan. Apakah ini akan dibiarkan begitu saja? Hukum alam akan
menyeleksi siapa yang mampu bertahan di dunia yang penuh persaingan. Laju
informasi mengalir deras, tiada satupun mampu membrangusnnya. Karena kebebasan
dijamin undang-undang. Tentu kebebasan yang bertanggung jawab. Kalau tidak,
bukan kebebasan lagi tapi kebablasan!
Tentu
tidak, informasi harus penting, jujur, akurat dan memenuhi standar
keingintahuan pembaca. Lepas dari itu
akan muncul opini publik,-perbincangan pembaca, para komentator berita. Beragamlah
tanggapannya, menjadi standar subjektivitas ataukah objektivitas?
Tentu
beragam pertimbangan dalam menentukan grand tema dalam membuat berita dari
sudut pandang penulis , baik standar psikologis,
psikografis (kedekatan pembaca) dan lain sebagainya.
Disinilah
berita-berita itu dikemas, menjadi keshahihan dalam memperolehnya dan dikemas
menjadi produk yang cantik dan menimbulkan minat keingintahuan pembaca
serta kalau bisa menjadi rujukan sosial dalam menentukan setiap keputusan. Pokoknya,
tai kucing, jadi serasa rasa coklat...
Tentu dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Tendensi menjadi pilihan, keberpihakan dan
dibangun menjadi produk rekayasa pencitraan berbaur menjadi kapital
angka-angka, akhirnya menggempur norma dan akal sehat berfikir, betapa kita
sangat haus informasi melebihi kehausan “yang sudah menggigit urat leher” di
tengah panasnya awal musim kemarau tahun ini.
Puasa,
apakah menjadi hak standar memenuhi hajat perut dan leher. Urusan kenyang dan
haus saja? Ya, kalau itu menjadi puasanya anak kecil. Bersabar, berpuasa dalam
sekian lama tidak melakukan apa-apa? Nrima ing
pandum, sepi ing pamrih. Lalu tidak seketika orang berbalik-balik
menjungkir logika nrima ing pamrih, sepi
ing gawe. Jadi kunci dari semua itu, adalah keikhlasan untuk selalu berbaik
sangka.
Kepada
Allah, wajib. Kepada manusia berbaik sangka juga sama. Luar biasa, jadi berbaik
sangka itu harus kepada alloh dan manusia serta semuanya harus sama, berbaik
sangka tiada akhir. Mungkin ini bisa menyembuhkan di tengah hiruk pikuk banyak
warna-warni kehidupan. Ada yang dominan, ada yang minoritas. Ada yang berimbang ada yang njomplang, yang penting bukan tirani.
Kemana
saja engkau, wahai sang burung malam yang lama tidak berkicau indah , kini
engkau memekak sunyi, bertembang sepi dalam kesyahduan cinta tak bertepi. Wahai
mahluk malam, sunyi seperti kiamat, membuatku lebih tenang menulis, untuk
membayar kontan semua hutang-hutangku dengan orang yang kutemui. Bagiku ketemu
orang serasa orang punya hutang, dikira masih menulis nulis orang. Aku bukan
orang penting bagimu, ucapanku adalah kalam manusia biasa, yang sangat lemah
dan tak bisa membohongi diri sendiri.
Menjadi hiperbolis dan menganak sungai ,
bersayap-sayap kata-kata itu mampu menyihir dan merubah keadaan. “what the meaning full? “ Kebermaknaan dari kata-kata itu tidak bisa
diberangus apapun! Sekalipun engkau bakar dan musnahkan buku-buku dari laci
sejarah, kata-kata akan terus teringang dan terbenam dalam memori otak manusia! Apalagi kalau kamu orang
NU, agamane NU...
Apalagi kata-kata yang punya arti dan bukti
konkrit, tentu penuh kejujuran sehingga
arsip-arsip yang menyejarah itu
menjadi warisan terbaik bagi anak cucu yang siap disimpan dan dibaca di laci
peradaban dan gudang-gudang perpustakaan bergengsi di republik ini, untuk
dibaca dari generasi ke generasi selanjutnya, diharapkan menjadi contoh dan
teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Engkau akan menemukan kata-kataku..
Engkau akan temukan mutiara-mutiara
kata-kataku yang kukemas dalam lautan sastra dan bahasa elok dibaca dan enak dikenang...
Aku tidak sedang mengeroyokmu dan
menjajahmu..engkau boleh memilih apa saja...
Aku pilih air tawar, susu, madu dan minuman yang
menyegarkan. Engkau pilih ciu
dicampur pospit dan baygon, masa harus
saya cegah..kamu mau bunuh diri apa?
Tawadhu dan Khusnudhon
Ketika kita ketemu dengan seseorang, maka tanamkan dalam
diri kita, orang itu lebih unggul dan lebih baik dari pada saya. Anggaplah
orang itu lebih baik dari sampeyan
Kalau ada orang itu lebih muda dari aku. Berarti maksiatku lebih sedikit
dari aku. Anak ini belum baligh belum banyak maksiat dari pada aku. ‘Sebaliknya
kalau kita ketemu dengan orang yang lebih lama dari pada kita. Maka tanamkan
pada diri kita. Dia lebih dulu meyembah alloh SWT maka tentu ibadahnya lebih
banyak dari pada saya. Kalau kita ketemu dengan orang aim, ketemu dengan ustadz,
maka katakan dalam diri kita, ini orang alim, maka dan orang ini mengamalkan
ilmunya, Jadi selalu khusnudhan, selalu mempunyai prasangka yang bagus. Dan
orang itu mengamalkan ilmunya.
Lha kalau ketemu dengan orang bodo, kita tetap mempunyai
prasangka yang bagus. Orang ini pantes maksiat, karena ..lain dengan aku, salah
ngerti, maksiat jalan terus. Tapi maksiat saja. Berarti durhaka, siksanya lebih
besar dari pada aku.
Terus trdiakh,
taubat dan bagusnya akhirnya matinya khusnul khatimah. Malahanku dipungkasi.
Malah sekalipun orang itu kafir, bila
diakhir hidupnya ia bertaubat, dan taubatnya diterima Allah SWT.khusnul
khatimah, bukan suul khatimah “
Mengobati akal sakit dan rancu
berfikir, dengan berhenti . Sejenak
rehat dari hiruk pikuk kehidupan dunia. Tataplah alam ini, pandanglah sembari
memuji kedahsyatan dan Allah SWT. Allohu Akbar!!
Hidup tidak hanya hari ini, tapi
sampai masa depan. Kalau untuk hari ini saja, esok hari dicari lagi dengan apa?
Dengan kerja keras dan kerja cerdas.
Menterjemahkannya dalam kehidupan
sehari-hari itu, bahasa kerennya praktek , dan bahasa arabnya buah dari akhlak.
Akhlak yang baik, baik-baik
sayang.....Yank, foto siapa di dalam dompetmu, Ya itu foto kamu, yang kamu
perlukan untuk keperluan hidupmu kelak. Tidak saja di dunia tapi akhirat.
Fotoku kok de delok, sampeyan weruh putih pucatku....
Tapi tanamlah akhirat, niscaya dunia akan
mendatangimu dengan sangat deras dan
sangat cepat, sehingga engkau sampai bingung lagi mau rezekimu menempatkan di
mana lagi.
Subhanalloh wabi khamdihi,
astaghfirullah 100x dibaca sebelum (qabla
subuh). Lalu untuk membuka kran rejekimu sehingga dijamin alloh dunia akhirat,
bacalah..
faintawalau faqul hasbiyallahu la ilaha
illa huwa ‘alayhi tawakaltu wa huwa rabbul ‘arsyil azhim.
Maka jika mereka
berpaling, katakanlah cukup Alloh bagiku, Tiada tuhan selain Dia. Hanya
kepada-Nya aku bertawakal. Dan Dia adalah Yang memiliki Arsy yang agung’.”)
Al fatihah untuk semua guru...yang telah
mengijazahkan wirid ‘am (umum).
Ditutup dengan doa Sapu Jagad 100x.. Robana atinaa fi dun nya hasanah, wafil
akhiroti khasanah . Wa qinna ‘adzab bannar.100X
Sunnah Dhuha, ditambah Rabbi firli warhamni watub ‘alayya innaka antat tawabbur rahim 70 x.
Untuk membuka ketidak terdugaan jaminan
alloh, Allohumma ini astaghfiruka wa
atubbu ilayk.innaka antat tawabur rahiem...80x
Istiqomah! Lumintu! Ajeg ngamalke! Dahsyat..Ora umum! Indonesia memang dahsyat...!
Qabla dhzuhur dan ba’diah dzuhur juga
diamalkan.
Ba’diyah Shalat Sunnah Qabla asyar baca 100 X
astaghfirullohal’adziem ....
Bersiaplah menjadi manusia yang dijamin rezeki dan dalam genggaman-Nya !