Kamis, 22 Mei 2014

Membuka Rezeki Pintu Langit

Secangkir Kopi di Ujung Sore
.        
          Bang, ini majalah apa, kok warnanya norak? Isinya apa?”
          “Allah segitu saja kok repot kataku,” singkat pada kurun tahun 1998-an.
Apalagi koran Jakarta ada warna dominan tidak menyejukan , menyala dan mencolok mata tajam, kesannya berani dan galak, tapi isinya ternyata pengumuman semua.
          “Ha-..ni pertama kali aku nulis di majalah BIAS, terbitan kampus fakultas teknik Industri UII. Isinya biasa saja, pluralisme parpol.” Kataku lagi. “Eh, saya kirim se Indonesia, sampeyan sudah pernah baca belum?”
          “Kenapa harus plural? Tiga parpol saja cukup?”
          “Lah, opo lagi ngebet, masak di tahan?   syahwat politik, masa ditahan..puasa iso? Ya kalau ndak bisa di alas saja..
          (Reformasi masa memakan bapaknya? Memakan moyangnya? Menyesal??? Memang “cek kosong” kekuasaan ini. Siapa yang kuat, ia akan menang, sebagaimana hukum rimba.)
          Agar kuat, maka harus terorganisir, punya pemikiran (visi dan misi) serta modal.
Perampok dan pencopet juga terorganisir. Ada filmnya..bagus banget tuh...Aku rak apal judule...  
          Lepas tahun 2000-an, kran demokrasi dibuka, banjir kebebasan penuh euforia, kemerdekaan pers dijamin, kemerdekaan berpendapat dilindugi undang-undang, termasuk kemerdekaan  perpolitik. Parpol tumbuh subur, bak cendawan di musim hujan. Apakah ini akan dibiarkan begitu saja? Hukum alam akan menyeleksi siapa yang mampu bertahan di dunia yang penuh persaingan. Laju informasi mengalir deras, tiada satupun mampu membrangusnnya. Karena kebebasan dijamin undang-undang. Tentu kebebasan yang bertanggung jawab. Kalau tidak, bukan kebebasan lagi tapi kebablasan!
          Tentu tidak, informasi harus penting, jujur, akurat dan memenuhi standar keingintahuan  pembaca. Lepas dari itu akan muncul opini publik,-perbincangan pembaca, para komentator berita. Beragamlah tanggapannya, menjadi standar subjektivitas ataukah objektivitas?
          Tentu beragam pertimbangan dalam menentukan grand tema dalam membuat berita dari sudut pandang penulis , baik standar psikologis, psikografis (kedekatan pembaca) dan lain sebagainya.
          Disinilah berita-berita itu dikemas, menjadi keshahihan dalam memperolehnya dan   dikemas  menjadi produk yang cantik dan menimbulkan minat keingintahuan pembaca serta kalau bisa menjadi rujukan sosial dalam menentukan setiap keputusan. Pokoknya, tai kucing, jadi serasa rasa coklat...
Tentu dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Tendensi menjadi pilihan, keberpihakan dan dibangun menjadi produk rekayasa pencitraan berbaur menjadi kapital angka-angka, akhirnya menggempur norma dan akal sehat berfikir, betapa kita sangat haus informasi melebihi kehausan “yang sudah menggigit urat leher” di tengah panasnya awal musim kemarau tahun ini.
          Puasa, apakah menjadi hak standar memenuhi hajat perut dan leher. Urusan kenyang dan haus saja? Ya, kalau itu menjadi puasanya anak kecil. Bersabar, berpuasa dalam sekian lama tidak melakukan apa-apa? Nrima ing pandum, sepi ing pamrih. Lalu tidak seketika orang berbalik-balik menjungkir logika nrima ing pamrih, sepi ing gawe. Jadi kunci dari semua itu, adalah keikhlasan untuk selalu berbaik sangka.
          Kepada Allah, wajib. Kepada manusia berbaik sangka juga sama. Luar biasa, jadi berbaik sangka itu harus kepada alloh dan manusia serta semuanya harus sama, berbaik sangka tiada akhir. Mungkin ini bisa menyembuhkan di tengah hiruk pikuk banyak warna-warni kehidupan. Ada yang dominan, ada yang minoritas. Ada  yang berimbang ada yang njomplang, yang penting bukan tirani.
          Kemana saja engkau, wahai sang burung malam yang lama tidak berkicau indah , kini engkau memekak sunyi, bertembang sepi dalam kesyahduan cinta tak bertepi. Wahai mahluk malam, sunyi seperti kiamat, membuatku lebih tenang menulis, untuk membayar kontan semua hutang-hutangku dengan orang yang kutemui. Bagiku ketemu orang serasa orang punya hutang, dikira masih menulis nulis orang. Aku bukan orang penting bagimu, ucapanku adalah kalam manusia biasa, yang sangat lemah dan tak bisa membohongi diri sendiri.
Menjadi hiperbolis dan menganak sungai , bersayap-sayap kata-kata itu mampu menyihir dan merubah keadaan. “what the meaning full? “  Kebermaknaan dari kata-kata itu tidak bisa diberangus apapun! Sekalipun engkau bakar dan musnahkan buku-buku dari laci sejarah, kata-kata akan terus teringang dan terbenam dalam  memori otak manusia! Apalagi kalau kamu orang NU, agamane NU...
 Apalagi kata-kata yang punya arti dan bukti konkrit, tentu penuh kejujuran sehingga   arsip-arsip  yang menyejarah itu menjadi warisan terbaik bagi anak cucu yang siap disimpan dan dibaca di laci peradaban dan gudang-gudang perpustakaan bergengsi di republik ini, untuk dibaca dari generasi ke generasi selanjutnya, diharapkan menjadi contoh dan teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Engkau akan menemukan kata-kataku..
Engkau akan temukan mutiara-mutiara kata-kataku yang kukemas dalam lautan sastra dan bahasa elok dibaca dan enak dikenang...
Aku tidak sedang mengeroyokmu dan menjajahmu..engkau boleh memilih apa saja...
Aku pilih air tawar, susu, madu dan minuman yang menyegarkan. Engkau pilih  ciu dicampur  pospit dan baygon, masa harus saya cegah..kamu mau bunuh diri apa?
Tawadhu dan Khusnudhon
Ketika kita ketemu dengan seseorang, maka tanamkan dalam diri kita, orang itu lebih unggul dan lebih baik dari pada saya. Anggaplah orang itu lebih baik dari sampeyan   Kalau ada orang itu lebih muda dari aku. Berarti maksiatku lebih sedikit dari aku. Anak ini belum baligh belum banyak maksiat dari pada aku. ‘Sebaliknya kalau kita ketemu dengan orang yang lebih lama dari pada kita. Maka tanamkan pada diri kita. Dia lebih dulu meyembah alloh SWT maka tentu ibadahnya lebih banyak dari pada saya. Kalau kita ketemu dengan orang aim, ketemu dengan ustadz, maka katakan dalam diri kita, ini orang alim, maka dan orang ini mengamalkan ilmunya, Jadi selalu khusnudhan, selalu mempunyai prasangka yang bagus. Dan orang itu mengamalkan ilmunya.
Lha kalau ketemu dengan orang bodo, kita tetap mempunyai prasangka yang bagus. Orang ini pantes maksiat, karena ..lain dengan aku, salah ngerti, maksiat jalan terus. Tapi maksiat saja. Berarti durhaka, siksanya lebih besar dari pada aku.
Terus trdiakh, taubat dan bagusnya akhirnya matinya khusnul khatimah. Malahanku dipungkasi. Malah  sekalipun orang itu kafir, bila diakhir hidupnya ia bertaubat, dan taubatnya diterima Allah SWT.khusnul khatimah, bukan suul khatimah “
          Mengobati akal sakit dan rancu berfikir, dengan berhenti .  Sejenak rehat dari hiruk pikuk kehidupan dunia. Tataplah alam ini, pandanglah sembari memuji kedahsyatan dan   Allah SWT. Allohu Akbar!!
          Hidup tidak hanya hari ini, tapi sampai masa depan. Kalau untuk hari ini saja, esok hari dicari lagi  dengan apa?
Dengan kerja keras dan kerja cerdas.
          Menterjemahkannya dalam kehidupan sehari-hari itu, bahasa kerennya praktek , dan bahasa arabnya buah dari akhlak. Akhlak yang baik,  baik-baik sayang.....Yank, foto siapa di dalam dompetmu, Ya itu foto kamu, yang kamu perlukan untuk keperluan hidupmu kelak. Tidak saja di dunia tapi akhirat. Fotoku kok de delok, sampeyan weruh putih pucatku....
Tapi tanamlah akhirat, niscaya dunia akan mendatangimu dengan sangat  deras dan sangat cepat, sehingga engkau sampai bingung lagi mau rezekimu menempatkan di mana lagi.  
Subhanalloh wabi khamdihi, astaghfirullah 100x dibaca sebelum (qabla   subuh). Lalu untuk membuka kran rejekimu sehingga dijamin alloh dunia akhirat, bacalah..
faintawalau faqul hasbiyallahu la ilaha illa huwa ‘alayhi tawakaltu wa huwa rabbul ‘arsyil azhim. 
Maka jika mereka berpaling, katakanlah cukup Alloh bagiku, Tiada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal. Dan Dia adalah Yang memiliki Arsy yang agung’.”)
Al fatihah untuk semua guru...yang telah mengijazahkan wirid ‘am (umum).
Ditutup dengan doa Sapu Jagad 100x.. Robana atinaa fi dun nya hasanah, wafil akhiroti khasanah . Wa qinna ‘adzab bannar.100X
Sunnah Dhuha, ditambah Rabbi firli warhamni watub ‘alayya innaka antat tawabbur rahim 70 x.
Untuk membuka ketidak terdugaan jaminan alloh, Allohumma ini astaghfiruka wa atubbu ilayk.innaka antat tawabur rahiem...80x
Istiqomah! Lumintu! Ajeg ngamalke! Dahsyat..Ora umum!   Indonesia memang dahsyat...!
Qabla dhzuhur dan ba’diah dzuhur juga diamalkan.
Ba’diyah Shalat Sunnah Qabla asyar baca 100 X astaghfirullohal’adziem ....
Bersiaplah menjadi manusia yang dijamin rezeki dan dalam genggaman-Nya !